Bara sedikit merasa terkejut mendapati Lara yang ternyata belum terlelap. Dan Bara juga merasa sedikit marah karena itu.
"Kenapa belum tidur?" tanya Bara dengan nada dingin tidak bersahabat.
Lara masih saja diam duduk menatap Bara. Hingga akhirnya gadis itu berdiri dan berjalan menghampiri Bara.
Saat tiba di depan tubuh Bara, Lara menatap mata Bara marah. Terus Lara tatap mata seseorang yang dulu pernah membuatnya merasa sangat bahagia bila di dekatnya.
"Kenapa Bara kesini?!" tanya Lara dengan nada sedikit tinggi.
"Pergi aja sana! Bara mau pergi ke luar negeri kan?!" Bara terkejut bagaimana Lara mengetahuinya.
"Iya kan! Yaudah sana pergi aja! Hiks..."
Tangan Lara mendorong tubuh Bara. Tapi, kekuatan Lara tidak seberapa untuk mendorong Bara.
"Hiks... sana pergi aja ke hiks... luar negeri!" terlihat sekali jika Lara saat ini sedang frustasi dengan keadaannya.
Lara terus menerus mendorong tubuh Bara dengan tangannya. Lara juga terus menangis dan meracau. Di satu sisi Lara marah karena Bara dan di sisi lain Lara juga merasa sedih.
"Sana pergi! Hiks... hiks..."
Bara langsung melingkarkan tangannya ke tubuh Lara. Memeluk erat tubuh langsing gadis di depannya itu. Menghirup aroma strawberry dari tubuh Lara yang sangat Bara rindukan.
"Bara jahat! Hiks... hiks..."
Bara membelai lembut rambut coklat Lara. Masih memeluk tubuh Lara dengan hangat. Laki-laki bertopi hitam itu memejamkan matanya menikmati setiap detik ketika dapat memeluk kembali gadis manjanya.
"Bara kenapa mau hiks... pergi? Hiks... huhu."
Bara diam tidak menanggapi semua ocehan Lara. Dirinya masih terus menikmati momen berharga ini. Ketika di rasa sudah cukup puas, Bara melonggarkan pelukannya.
Tapi, Lara justru semakin mengeratkan lingkaran tangannya pada pinggang Bara. Menggelengkan kepala pada dada Bara jika dirinya tidak mau Bara melepaskan pelukannya.
"Nggak mauuu! Hiks..."
Bara tersenyum tipis melihat tingkah Lara yang masih sama seperti dulu. Kenapa hubungan mereka menjadi membingungkan seperti ini?