Chap 19. Necklace

12.8K 789 13
                                    

"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂."
-
-
-

-✍︎-

Kalimat itu berhasil terlontar dari Lara. Karena dirinya baru menyadari jika leher Bara terdapat kalung warna hitam bertengger manis di sana.

"Ini kalung dari Ayahku. Aku dan adikku mempunyai kalung yang sama. Dan memang, aku jarang memakainya. Takut hilang," Lara merespon dengan mengangguk seolah mengerti.

Jari Lara memegang kalung Bara. Mencoba meneliti dengan pasti. Entahlah, dia merasa tak asing dengan kalung itu.

Kok mirip ya?

"Kenapa hmm?" tanya Bara melihat Lara yang terus memerhatikan kalung itu.

"Adeknya Bara namanya siapa?"

"Zira, Zira Xavier!" jawab Bara pasti kembali membelai lembut rambut lebat Lara.

"Ouh! Kalungnya bagus!" senyum Lara merekah. Kembali menubruk dada bidang Bara dan kembali berhamburan dalam pelukan hangat Bara.

-✍︎-

Terlihat seorang gadis sedang tiduran di atas sofa di sebuah apartemen. Dengan tangan yang terangkat menatap serius layar ponsel. Gadis itu sedang bermain game masak-masak yang sengaja ia install di handphone pacarnya.

Ting Tong!

Ting Tong!

Suara bel mengusik kuping Lara. Dengan terpaksa, gadis itu harus mengakhiri game serunya tadi. Berjalan dengan gontai hendak membuka pintu apartemen Bara.

"Ck! Siapa sih? Ganggu aja!" rutuk Lara sebelum membuka pintu.

Cklek~

Seorang pria paruh baya dengan setelan jas hitam nampak di depan Lara. Namun, dapat Lara rasakan aura berwibawa dari sana. Namun, tatapan tajam dari matanya membuat Lara tak nyaman.

"Siapa kamu?!" sentak Pria itu dengan suara dingin dan tatapan menusuk.

"Sa-saya La--"

"Paman!" potong suara berat yang tak asing bagi Lara, dari belakang.

"Hai Son!" sapa hangat pria itu yang di panggil Bara dengan sebutan 'paman'. Tanpa basa-basi, dia langsung menerobos masuk ke dalam apartemen Bara.

"Tidak sopan!" gumam Lara, berjalan mengikuti dua pria yang berbeda usia di depannya.

"Ada apa paman kemari? Apakah ada informasi?" ucap Bara to the poin setelah mereka bertiga duduk di sofa.

Rimba sedikit melirik ke arah Lara dengan tatapan menusuk. "Apakah dia gadismu?"

Bara mengangguk mantap dan menggenggam tangan Lara. "Iya!"

Baralara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang