Chap 53. So Close

10.4K 690 480
                                    

"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂."

.
.
.

-✍︎-

Setelah hampir satu jam Winda menunggu Lara untuk sadar, akhirnya putrinya itu mulai membuka mata. Senyum Winda terpatri jelas di bibirnya.

"Lara?" panggil Winda yang membuat Lara langsung menoleh.

"Mami?" lirih Lara yang kini matanya sudah mukai berair menangis.

Winda menggeleng, "Lara jangan nangis ya."

Lara sedikit bergerak bangun dan di bantu oleh Winda lalu langsung memeluk tubuh Winda. Merasakan pelukan hangat dari Winda Lara menekankan matanya.

"Mami, hiks..."

"Iyaa, Mami paham sayang. Udah ya, nggak boleh nangis terus."

Winda mengelus punggung Lara dan terus berusaha menenangkan Lara. Hari-hari Lara terasa berat belakangan ini. Winda tau itu semua.

"Mami hiks... s-sakit. Hiks... hiks..."

Winda mengangguk kembali, lalu melepaskan pelukannya dan beralih menatap wajah cantik Lara. Menghapus jejak air mata Lara dengan ibu jarinya.

"Ada Mami disini, Lara nggak perlu takut lagi ya. Anak cantik ga boleh sedih terus," ujar Winda lembut.

Lara menggeleng dan kembali memeluk tubuh Winda dengan erat. Menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang ibu.

"L-lara capek, hiks... Lara nggak mau disiniii. Hiks... hiks..."

"L-lara pengen pulang, huwaaa."

"Loh, Lara kan harus sembuh dulu."

"Lara mau hiks... di rumah aja, Mi."

"Tap--"

"Hai Lara!" bukan Lara yang menoleh, melainkan Winda yang menoleh ke samping melihat seseorang yang memanggil Lara.

"David?" Lara tetap acuh dan malah mengencangkan pelukannya pada Winda.

"Iya, Tante."

David berjalan lebih mendekat dan melihat Lara yang masih memeluk tubuh sang ibu.

"Lara?" panggil David tapi tidak dihiraukan olehnya.

"..." Lara tetap diam.

"Sayang, itu kamu di panggil loh. Kok ga nyaut sih? Ga sopan itu," kata Winda bijak.

"Maafin Lara ya, David. Dia lagi trauma."

David tersenyum dan memakluminya, "Iya, Tante. Ga papa, David ngerti."

Baralara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang