Lara mendongak, mengarahkan pandangannya kebelakang. Senyum getirnya terukir pas di bibir ranum Lara. Gadis cengeng itu langsung berdiri dan memeluk seseorang yang memanggil namanya tadi.
Grep
Lara memeluknya sangat erat enggan untuk melepaskan. Tangisnya seketika langsung pecah.
"Kamu kenapa honey?"
Lara menggeleng dan terus mengeratkan pelukannya. "Bara hiks... jangan tinggalin Lara! Hiks..."
Bara mengerutkan keningnya. "Iya, aku nggak akan ninggalin kamu. Sekarang, kamu cerita ya. Kamu kenapa nangis, hm?"
"Ta-tadi hiks... pas Lara bangun, Bara nggak ada di sebelah hiks... Lara! Lara fikir, semalem Lara cuman mimpi, huwaaa!" tangis Lara kembali pecah dalam pelukan Bara.
Bara terkekeh lalu mencium puncak kepala Lara sayang. Semakin mengeratkan pelukannya pada gadis kecilnya itu. "Maaf ya sayang. Tadi aku habis mandi."
Lara hanya mengangguk dalam dada bidang cowok yang amat Lara inginkan itu.
"Kamu mandi dulu ya."
Lara menggeleng makin mengeratkan pelukannya. "Mandi dulu, nanti kita berangkat ke kampus sama-sama ya!" bujuk Bara.
"Enggak!"
"Lar-"
"ENGGAK! LARA MAU SAMA BARA! Huhuhu," teriak Lara, diakhiri dengan tangisannya.
Bara mengusap lembut surai dan punggung Lara sayang. "Yaudah, kalau gitu kamu cuci muka dulu ya. Muka kamu merah abis nangis."
Lara tidak menjawab. Justru ia terus bergerak nyaman dalam dekapan Bara. Bara hanya tersenyum melihat kelakuan manja Lara telah kembali dapat ia rasakan. Bara mengangkat tubuh langsing Lara di depannya. Lagi-lagi Lara seperti koala manja!
Bara mendudukkan gadis kecilnya itu di atas wastafel. Perlahan, cowok berhidung mancung itu melepas pelukan Lara. Memang awalnya sulit, namun Bara tetap berusaha.
Bara menatap wajah merah dan sendu Lara. Jarinya bergerak merapikan rambut Lara dan mengikatkan menjadi kuncir kuda satu tinggi. Tak lupa, Bara juga membasuh wajah cantik Lara dengan handuk kecil yang sudah ia basahi air hangat.
Setelah itu, Bara mengambil gosok gigi yang sudah ia berikan sedikit pasta gigi. Menuntun tangan Lara untuk menggosok gigi. Bara juga menyodorkan gelas yang sudah ia beri air untuk Lara berkumur.
"Dasar manja," ucap Bara setelah selesai mengurusi gadis cantik itu. Menggendongnya kembali seperti koala menuju meja makan.
Gadis berparas cantik itu masih setia dalam pelukan Bara dan duduk dalam pangkuan Bara di kursi meja makan. Bara juga tidak merasa keberatan, justru cowok itu malah nyaman. Ia juga tak segan menyuapi Lara yang berada di pangkuannya.