Tanpa ba-bi-bu, Bara langsung masuk ke dalam kolam renang. Membawa tubuh Lara kedalam pelukannya dan kembali ke sisi kolam. Dengan sigap, Bara menepuk pelan pipi Lara agar kesadaran Lara kembali.
Terlihat di mata Bara jika terdapat luka baru yang berada di kening Lara. Iya! Lara tadi terbentur dasar kolam karena kedalaman kolam renang itu tidak terlalu dalam. Dan juga, Bara yang terlalu keras mendorong tubuh ramping Lara.
"Lara, bangun! Bangun Lara!" panggil Bara tapi Lara terus memejamkan matanya.
"Jangan bermain-main Lara! Atau aku akan menghukum mu lagi!" ancam Bara.
Tangan Bara terus mencoba menekan dada Lara agar Lara sadar. Tapi, usaha Bara tidak membuahkan hasil apa-apa.
"Sorry, baby."
Bara sudah mengangkat tubuh Lara ala bridal style. Membawanya masuk kedalam mobil menuju rumah sakit. Entah sudah berapa kali Bara sudah membuat Lara terluka. Yang pasti, Bara melakukan itu semua karena takut kehilangan Lara. Egois memang.
))((
Di lain tempat, seorang cowok dengan pakaian yang casual, sedang melakukan sesi foto model. Iya, dirinya memiliki profesi sebagai model. Memiliki tubuh yang ideal dan wajah yang tampan. Tentunya sangat lebar peluangnya untuk berkecimpung di dunia model.
Setelah selesai dengan pekerjaannya, cowok itu segera kembali ke dalam mobilnya. Menuju apartemen untuk beristirahat. Setelah menempuh perjalanan, akhirnya dia sampai di dalam apartemen.
"Huftt..." dia menghela nafas dan sedikit memijat pelipisnya. Menjatuhkan tubuhnya yang ideal ke kasur king size miliknya. Dia adalah Alex.
"Apakah Lara baik-baik saja?" gumam Alex. Dia ragu jika Lara akan baik-baik saja bersama Bara setelah kejadian tadi. Pasti Bara akan salah paham dengannya.
"Bodo amatlah," Alex berdiri menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Sedangkan di tempat lain, Lara sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Dirinya tengah bertaruh nyawa dan semua itu karena Bara.
Bara terduduk diam di depan ruang operasi. Ini kedua kalinya Bara duduk di kursi itu. Dan untuk kedua kalinya juga, Bara harus membuat Lara menjalani operasi.
Menyesal? Siapa yang tidak menyesal jika orang yang kita sayangi terbaring lemah di ranjang rumah sakit karena kita. Tentu saja Bara menyesal.