"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂."
.
.
.-✍︎-
Pecahan beling tajam itu menusuk cukup dalam menembus kulit lembut Lara. Tak hanya menancap, laki-laki yang menjadi pelaku itupun menggoreskan sebuah tulisan. Mengukir dalam-dalam hingga darah keluar dengan sangat pekat.
"AKH! Hiks... sa-sakit!" Lara hanya meringis kesakitan dan sedikit memberontak. Lara tidak tahan. Entah sudah berapa banyak air mata yang Lara keluarkan.
Beling itu kini berpindah lebih satu senti dari sayatan pertama. Kembali menancap dan bergerak. Menyayat dalam membentuk sebuah huruf. Terus berulang-ulang ia lakukan.
"Udah hiks... udah!" darah sudah berlumuran. Bau anyir darah begitu menyeruak. Rasa perih dan sakit begitu Lara rasakan. Tangannya memukul dada bidang laki-laki di depannya itu."Hikss...hikss... U-udah hiks... sa-sakit," rintih Lara memukul dada bidang pria itu.
"Belum selesai honey," kembali ia berpindah. Kini ia beralih ke lengan Lara. Menariknya dan tanpa ba-bi-bu, ia langsung menancapkan beling tajam itu lagi.
"AKH! Hiks... sa-sakit, udah hiks!"
Lara menggeleng, matanya yang terpejam merasakan perih yang menjalar di lengannya. Sungguh, rasanya sangat pedih dan menyakitkan.
"Udahh... hiks... Udahh, " lirih Lara.
Menggores dan menekan dalam-dalam. Darah merah segar keluar, menghiasi hoody crop putih Lara.
"Hiks... L-lara minta hiks... maaf. Sa-sakit hiks..." pria itu sama sekali tak menghiraukan rintihan Lara.
Beling itu masih terus senantiasa menari di kulit putih Lara. Darah kembali keluar. Perih, sakit dan takut menjadi satu. Lara sudah tidak kuat. Lara terus menangis dan hanya menangis.
"Selesai honey," nampak di paha Lara bertuliskan BARA'S MINE dan di lengan Lara hanya terukir XAVIER.
"Bagus 'kan?!" tanya laki-laki kejam itu dengan wajah yang sangat senang.
Mata Lara sudah membengkak. Hidungnya memerah dan tubuhnya bergetar hebat. Isakan dan ringisan masih terus teralun di bibir merah alaminya.
"Hiks...hiks.... S-sakit. Hiks... Pe-perih! Huhuhu!"
Laki-laki itu menarik lembut tubuh mungil Lara. Membawa kedalam dekapan hangat miliknya. Awalnya Lara menolak, tapi Lara kalah dengan rasa perih dan sakit yang menjalar di tubuhnya. Tangannya mengusap lembut surai hitam kecokelatan gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baralara [END]
Ficção Adolescente"𝚈𝚘𝚞 𝙲𝚕𝚊𝚛𝚊 𝚁𝚊𝚒𝚗. 𝙾𝚗𝚕𝚢 𝚖𝚒𝚗𝚎, 𝙱𝚊𝚛𝚊 𝚇𝚊𝚟𝚒𝚎𝚛!" "𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂." ••• Lara hanyalah gadis lugu yang childish. Dia tidak pernah bermimpi a...