"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂."
-
-
--✍︎-
Bara tersenyum lalu berdiri. "Itu hukuman mu, baby."
Lara menatap tidak percaya ke arah Bara. Lara pikir, tadi Bara sudah sadar atas perbuatannya. Ternyata Lara salah, justru Bara membawa Lara ke hukuman kedua.
"Bara, hiks... dinginn, sakit! Hiks..." rintih Lara yang sama sekali tidak di hiraukan oleh Bara.
Bara menarik rambut Lara hingga sang empu merintih kesakitan. "Jangan pernah coba-coba untuk keluar dari bathtub ini. Jika, bukan aku sendiri yang menyuruhmu! Paham?"
Lara tidak menjawab dan memilih terus menangis dan menggigil kedinginan. "Diam, berarti paham!"
Bara melangkah keluar dari kamar mandi. "Jangan.pernah.keluar!" kata Bara sebelum dirinya benar-benar keluar dari kamar mandi.
Blam~
Lara hanya diam dengan tangis yang masih mengalun dari bibirnya. Tubuh Lara sudah memerah karena kedinginan dan terasa seperti di tusuk jarum. Wajah Lara sudah pucat pasi. Bibirnya mulai membiru.
"Dinginn," lirih Lara.
Sudah lima menit Lara terdiam dengan air es yang merendam tubuhnya. Bayangkan saja, saat telapak kaki kita menginjak sebongkah es batu saja rasanya sangat dingin dan seperti tertusuk jarum. Apalagi ini, Lara di rendam seluruh tubuhnya dengan air es dan beberapa bongkahan es batu.
Luka tembak yang dulu belum sepenuhnya sembuh. Masih di tambah dengan luka sayatan di lengannya yang baru saja Bara ciptakan. Dan sekarang, tubuh Lara harus berendam di air dingin. Perih dan sakit sangat terasa di tubuh Lara.
"Lara nggak kuat," lirih Lara dengan nafas yang mulai memberat.
Sedangkan di sisi lain, Bara sedang berada di ruang kerja yang berada tidak jauh dari kamarnya. Bara sedang berkecamuk dengan beberapa berkas perusahaan yang harus dia selesaikan tanpa teringat kepada Lara yang lemah dan kedinginan.
Sudah terhitung selama lima belas menit Bara bergelut dengan berjas dan laptopnya. Hingga suara getaran handphone membuat Bara sejenak mengalihkan perhatiannya.
"Ada apa?"
"Kau berada dimana?"
Bara memijat pangkal hidungnya. Dia lupa tidak mengabari Arsen, karena cemburu dengan Lara dan Axel.
"Aku kembali kerumah sebentar."
"Oh, baiklah. Bagaimana dengan meeting pertama mu tadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Baralara [END]
Teen Fiction"𝚈𝚘𝚞 𝙲𝚕𝚊𝚛𝚊 𝚁𝚊𝚒𝚗. 𝙾𝚗𝚕𝚢 𝚖𝚒𝚗𝚎, 𝙱𝚊𝚛𝚊 𝚇𝚊𝚟𝚒𝚎𝚛!" "𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂." ••• Lara hanyalah gadis lugu yang childish. Dia tidak pernah bermimpi a...