Chap 6. Again?!

30.1K 1.9K 113
                                    

"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂."
.
.
.

-✍︎-

Mobil milik Bara melaju dengan kecepatan rata-rata membelah jalanan ibu kota. Tujuannya kini adalah mall. Bukan tanpa alasan Bara ke tepat itu. Dia hanya merasa bersalah kepada gadisnya. Dan, memberikan sedikit kejutan tidak apakah?

Bara memarkirkan mobilnya. Berjalan dengan santai di sertai tatapan menusuk yang ia layangkan kerja ada beberapa wanita yang terus saya memerhatikan wajah rupawan milik Bara.

Setelah beberapa waktu berkeliling, pilihan Bara jatuh kepada sebuah hoodie crop bewarna putih dan sebuah sneakers.

"Beliin adeknya ya Kak?" tanya seorang kasir dengan kepo. Bara hanya diam tidak merespon.

"Semuanya jadi enam ratus tiga puluh ribu," setelah Bara membayar dengan kartu kredit nya, ia langsung bergegas pulang ke apartemen.

-✍︎-

"Lara kenapa hmm?" Tanya Winda karena semenjak tadi, putri semata wayangnya itu terus bergelayut manja kepadanya. Lara hanya menggeleng lemah.

"Udah makan?" lagi, Lara hanya menggeleng sebagai jawaban.

Winda mengusap lembut rambut panjang Lara. "Makan yuk, Mami udah masakan makan kesukaan kamu!"

"Iya."

Dan kini, Lara hanya memandang makanan yang sehat dah tersaji di piring. "Lara ke kamar aja Mi. Lara belum laper."

Winda menggeleng keras, "Kamu harus makan dulu!" titah Winda.

"Tapi Mi, Lar--"

"Ga ada tapi-tapian! Makan sekarang Lara!"

Lara dengan terpaksa mengikuti perkataan sang ibu. "Iyaa."

Lara mengambil porsi makan yang sedikit. Mencoba menyendok dan memasukkan kedalam mulutnya. Tapi, baru sesuap nasi rasa gejolak membuat perutnya mual. Salahkan Bara, karena dia dengan teganya mempertontonkan film kekerasan.

"Mamiii, Lara mual," adu Lara membuat Winda gelimpungan sendiri.

Winda hanya menghela nafasnya. "Yaudah, kamu istirahat gih."

"Selamat malam Mami!" salam Lara lalu mengecup pipi kanan Winda dan melenggang pergi menuju kamar.

Lara menggelung tubuhnya di selimut. Menahan lapar di perutnya. Dia tidak gengsi, tapi ketika akan makan pikirannya akan kembali terusik dengan adegan pembunuhan di film yang ia tonton dengan Bara.

Baralara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang