"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂."
.
.
.-✍︎-
Sebuah mobil melaju dengan kecepatan yang tinggi di tengah jalanan padat ibu kota. Seseorang yang tengah mengemudikannya itu mencengkeram stir dengan erat. Sorot matanya tajam namun terkesan kosong.Akhirnya mobil itu berhenti tepat di depan sebuah rumah bercat putih besar. Membuka pintu, berjalan dengan buru-buru ke atas kamar dan terlihat sebuah koper yang sudah rapi di atas lantai.
Tanpa pikir panjang, dirinya menyeret koper hitam berukuran besar itu menuruni anak tangga. Sebelum pergi, tidak lupa juga untuk mengambil tiket pesawatnya yang berada di dalam laci.
Bara Xavier, nama yang tertera di dalam pasport. Dirinya kemudian mengunci rapat-rapat pintu rumah megah itu dan berjalan ke arah mobilnya kembali. Melaju tidak kalah cepat dengan tadi. Tujuannya saat ini adalah bandara internasional di pusat kota.
Selisih sepersekian detik kemudian, mobil hitam pun berhenti tepat di tempat yang sama ketika mobil Bara berhenti di depan rumah.
"Kak David jangan berhenti! Itu mobilnya Bara ituu!" seru Lara menunjuk dengan jari telunjuknya ke arah mobil yang sedang melaju dengan cepat.
David tanpa banyak bicara langsung melajukan mobilnya berusaha mengejar Bara. Namun sayang, David masih kalah cepat dengan Bara. Di persimpangan jalan mereka kehilangan jejak mobil Bara.
"Hhh, mobilnya Bara ke arah mana tadi?!" geram David ketika mereka berhenti karena kehilangan jejak Bara.
Lara yang duduk di samping menundukkan kepalanya, dirinya juga tidak tahu dan bingung.David terdiam sejenak untuk berpikir dan berusahalah menebak kemana Bara akan pergi.
"I know, Bara pasti mau ke Airport!"
Lara langsung menegakkan pandangannya kembali, sedikit sudut bibirnya terangkat.
"Ayo Kak David! Kita harus susulin Baraa."
David langsung menginjak pedal gas langsung menuju ke Bandara. Tebakannya tidak meleset sama sekali. Setelah tiba di Bandara Lara turun dari mobil segera masuk ke Bandara. Sedangkan David langsung pergi dari sana tidak mau menganggu dan iku campur lebih jauh tentang hubungan Bara dan Lara.
Dari kejauhan Lara melihat dengan mata bulatnya sosok berperawakan tinggi menjulang sedang berjalan membelakanginya. Jaket hitam itu dapat Lara pastikan jika itu adalah Bara. Lara yakin, sangat yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baralara [END]
Teen Fiction"𝚈𝚘𝚞 𝙲𝚕𝚊𝚛𝚊 𝚁𝚊𝚒𝚗. 𝙾𝚗𝚕𝚢 𝚖𝚒𝚗𝚎, 𝙱𝚊𝚛𝚊 𝚇𝚊𝚟𝚒𝚎𝚛!" "𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂." ••• Lara hanyalah gadis lugu yang childish. Dia tidak pernah bermimpi a...