Chap 33. Jealous!

12.6K 725 86
                                    

"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂."
-
-
-

-✍︎-

Lara menoleh kesamping, melihat pemilik suara. "Bara?!" pekik Lara lalu memeluk tubuh tegap sang pacar.

Bara tidak membalas pelukan dari Lara. Dan hanya menatap tajam dengan marah ke arah Axel. "Pulang."

Lara hanya menurut ketika tangannya di tarik oleh Bara. Jujur, Lara tidak menyadari jika Bara kini dalam mode marah.

"Bye-bye Kak Alex!" Lara sempat mengucapkan kalimat itu sebelum dirinya benar-benar keluar dari kafe.

Bagaiman Bara tau, jika Lara berada di kafe tersebut bersama dengan Alex? Bara tau karena, kafe itulah tempat dirinya dan kliennya mengadakan meeting. Bara sudah melihat Lara dan Alex sejak mereka memasuki kafe. Namun, Bara tetap bersikap profesional kepada kliennya dan membiarkan Lara dengan Alex. Toh, itu juga dalam pengawasannya.

"Bara tadi lagi makan di kafe itu juga ya?" tanya Lara memecahkan keheningan.

Bara hanya  diam tidak menanggapi dan terus fokus menyetir. Tangannya mencengkram kuat stir dengan rahang yang mengeras.

"Ish! Bara kok diem aja sih? Lara kan nanyaa."

Merasa kembali tidak mendapatkan respon apapun dari Bara, Lara memilih mengalihkan pandangannya ke kaca mobil. Menatap suasana jalanan ibu kita yang macet. Lama-lama, Lara merasa bosan.

"Bara!" panggil Lara lagi, tapi tetap tidak di hiraukan oleh Bara.

"Baraaa!"

"Bara, kenapa sih? Lara punya salah?"

"Bara kenapa dari tadi diem mulu?"

Lara terus menatap kearah Bara. Tapi, Bara tetap bersikap acuh dan kembali melajukan mobilnya ketika jalanan sudah mulai lancar.

"Bara kalau diem kayak gini, nyeremin," lirih Lara dengan suara pelan dan menunduk dalam.

Bara masih bersikap acuh tidak menanggapi apa yang Lara ucapkan. Hingga, mobil Bara berhenti di mansion Bara. Bara menarik tangan Lara keluar dari mobil dan berjalan memasuki mansion.

Tubuh Lara terhuyung ke arah sofa karena ulah dari Bara. Lara hanya diam dengan tangis yang mungkin akan pecah kapan saja.

"Jelasin!" kata Bara dengan penuh tekanan menatap tajam dan dalam manik mata Lara.

"Jelasin apa? Lara nggak paham."

Bara mengusap wajahnya kasar. "Jangan pura-pura Lara!! Jelaskan saja!!" bentak Bara.

Baralara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang