Chap 7. Sick

31.2K 1.7K 233
                                    

"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝑫𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂."
.
.
.

-✍︎-

Mata indah itu mengerjap beberapa kali. Hingga benar-benar membuka, ia malah di sambut tatapan tajam elang oleh Bara. Walau sedikit kesusahan, Lara berusaha duduk. Matanya sesekali kembali terpejam menahan pening di kepalanya.

"Kenapa dari semalem nggak makan?!" suara Bara terdengar dingin.

Lara menggeleng lemah. "Nggak papa," lirih Lara hampir tak terdengar.

Bara mengusap wajahnya kasar, menyodorkan semangkuk bubur kepada Lara. "Sekarang makan!"

Lara menatap Bara dengan tatapan memohon sejurus kemudian, ia menggeleng. "Makan Lara!" ucap Bara semakin mengeras. Lara lagi-lagi menggeleng.

"Kenapa nggak mau?!"

Lara menunduk, tak berani menatap mata tajam Bara yang begitu menusuk. "Jawab Lara!"

Lara masih terus menunduk dalam-dalam. Jarinya bergerak tak tentu. Ia takut. "Oke. Sekarang makan atau kamu aku hukum!" ucap Bara tak terbantah.

Jantung Lara langsung berpacu. Tubuhnya tiba-tiba menggigil dan bergetar mendengar penuturan dari Bara. Entah keberanian dari mana, Lara menggelengkan kepalanya. Memancing amarah Bara yang sudah memuncak.

"MAKAN LARA!" bentak Bara dengan emosi tak tertahan. "Apa susahnya makan?! Buka mulutmu!" Bara mengambil sesendok bubur. Mengarahkan ke mulut Lara yang terkatup rapat.

Lara menggeleng. "KAU!"

Plak

Lara terpejam, hatinya tak menyangka dengan perlakuan Bara. Rasa panas menjalar ke pipi Lara. Ruam merah tercetak jelas karena ulah tangan Bara. Air mata Lara telah luluh lantak turun. Bara menamparnya.

"Terus! Terusin aja sepuas Bara! Tampar Lara lagi! Hukum Lara lagi! Hiks... sayat Lara lagi! Terus! Sampai sepuas Bara! Hiks.." teriak Lara dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.

"LAR-"

"Bara selalu jahat sama Lara! Bara adalah orang yang menjadi alasan Lara nangis! Hiks...Bara juga jadi alasan kenapa Lara sakit. Bara juga hiks... jadi alasan kenapa Lara nggak mau makan! Ini semua karna Bara! Hiks... Bara udah ngeliatin Lara film yang enggak Lara suka! Setiap Lara mau makan, hiks... Laraselalu teringat adegan kekerasan film itu Bara! Bara nyadar nggak?! DAN INI SEMUA KARNA BARA!! Hiks..."

Bara hanya terdiam. Hanya mendengarkan isi hati Lara yang sebenarnya. "Jadi?" tanya Bara dengan nada suara datar.

Latar menatap nyalang manik mata Bara. "Lara.benci.Bara!"

Baralara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang