2. Who is Alea?

7.4K 489 11
                                    

Ruang persegi yang letaknya di ujung koridor kelas 10 terasa riuh, Biasanya Tiap minggu memang di adakan Evaluasi Osis dimana beberapa Anggota Osis akan dapat teguran bila tidak menjalankan perintah atau Program kerja yang tidak sesuai.

Dan Ghea Gadis yang memegang tanggung jawab sebagai ketua Osis tahun ini menjadi orang yang pertamakali memberi teguran itu.

"Saya pengen sekolah ini di siplin."

Para anggota Osis mengangguk Paham, mereka Juga ingin nya demikian.

"Jangan ada siswa-siswi yang telat dan gak mentaati peraturan di lepas gitu aja!" Ghea melirik ke arah Shila sekilas.

Yang di lirik mendengus pelan, memangnya ia yang ingin mengurus Alea?

"Lo nyindir gue?" Shila berujar, sungguh ia menghargai Ghea sebagai Ketua Osis nya. Tapi Shila paling tak suka di sindir-sindir bila ada masalah dengan nya lebih baik berbicara secara langsung.

"Lo ngerasa gue sindir?" Ghea balik bertanya, Membuat Para Anggota Lain nya saling tatap. Untuk pertamakali nya Ghea berujar sedingin ini Ghea yang lemah lembut terasa tenggelam seketika.

"Iya karna gue sering ngelepas Alea gitu aja kan? Makanya lo bawa-bawa ke sini!" Shila menatap Ghea sengit, membuat Ghea melirik kearah Anggota yang masih duduk memperhatikan.

Mata nya bersitatap dengan Marun yang memang merupakan Salah satu dari Anggota Osis. Gadis itu menautkan Alis bingung saat nama Alea terbawa.

Alea kenapa lagi ya?

"Oke, rapat kali ini saya sudahi dulu. Nanti kalo ada hal-hal yang mau saya sampaikan lagi saya kirim lewat Grup chat ya?"

Mereka mengangguk, mulai meninggalkan Ruang Osis satu persatu.
Hingga tersisa Ghea dan Shila.

Menghelanafas pelan,"Gue kasih lo amanat buat urus dia biar dia ngerti kedisiplinan." Ucap nya terjeda.

"Di anatara angkataan kita, lo orang yang paling tegas Shil." Ghea menatap Shila dalam, Mencoba membuat Shila mengerti.

"Tapi dia adik lo, kenapa gak lo aja yang urus?"

"Karna dia adik gue makany--"

"Makanya lo gak mau kan? Lo fikir gue gak tau kalo lo gak suka sama Alea?"

Mendengus Ghea melangkah berdiri di dekat jendela. "Dia cerita apa aja sama lo?"

"Gak banyak."

Shila melangkah mendekat pada Ghea.
"Dia cuma mau lo peduli, dia janji sekali aja lo perhatin dia. Dia gak bakal ngelanggar peraturan lagi."

"Dan lo percaya?"

"Gue tau Alea, walau gue bukan siapa-siapa nya. Tapi gue tau--"

"Alea ngelanggar peraturan, suka telat atau gak ngerjain tugas itu biar dapet perhatian lo." Shila menunjuk Ghea.

"Dia kurang perhatian Ghe--Dan lo tutup mata akan hal itu!"

~•~

Alea melepas helm yang bersarang di kepala nya, helm bogo Merah yang senada dengan Vespa Marun. Memberikan benda bulat itu pada si empunya.

"Gak usah di fikirin lagi," Marun berujar, menatap sorot mata Alea yang memancarkan kekecewaan.

Gadis itu sudah dengar semua, mendengar bagaimana Ghea dan Shila berdebat membicarakan kelakuan nya.
Dan Marun jadi yang merasa bersalah.

Andai tadi Alea ia titip kan pada Jingga, atau Tosca setidaknya gadis itu tak perlu menunggu Marun rapat dan berahir mendengar pertentengkaran antara Ghea dan Shila.

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang