4. Kakek moyang

5.9K 435 16
                                    

Pagi ini terasa begitu cerah, sama seperti hari-hari sebelum nya yang diawali dengan sarapan pagi bersama lengkap dengan Ghea juga Arta.

"Bun?" Alea berujar pelan, membuat Anna sontak menoleh pada anak bungsu nya itu. Di ikuti Arta yang sedikit melirik lalu memfokuskan pandangan pada Roti bakar kan Ipad nya kembali.

"Kenapa?"

"Lea--Lea mau minta beliin Vespa metic kaya punya Marun boleh?" Ia menatap Anna bimbang, berdoa semoga sang bunda sedang dapat pencerahan setelah semalam tidur sekamar dengan nya.

Anna nampak menautkan Alis bingung, namun tersenyum setelah nya."Vespa nya bisa di pasang roda dua gak di belakang nya?"

Alea tersenyum masam, cukup speda lipat nya saja yang menjadi korban."Ih bunda! Aku serius."

Ia melirik pada Arta yang seolah tak perduli atas permintaannya, Beralih pada Ghea yang hanya diam saja. Apa diantara mereka tak ada yang sudi membantu nya membujuk Anna?

"Kenapa? Kamu berantem sama Marun? Gak mau berangkat pulang lagi sama dia emang?"

Menggeleng Alea menipiskan bibir,"Engga gitu, Marun sama temen-temen Lea udah punya vespa semua. Cuma Lea aja yang kesana-kesini nebeng sama Marun."

Anna nampak mengangguk mengerti. menyuapkan nasi goreng ke dalam mulut nya."Yuadah besok kesana-kesini nya di antar Bunda Aja, Atau nanti sama Pa Iman bisa kan?"

Mengerucutkan bibir Alea mendengus pelan."Ihh Beda Bun, Alea mau naik kendaraan sendiri."

"Tapi yakin bisa? Kamu naik sepeda aja jatuh terus." Anna berujar tak yakin.

"Bisa, pasti bisa. Asal kita rajin mencoba dan juga rajin berusaha." Alea menjawab disertai nada dari lagu Joshua.

Membuat Anna tertawa pelan, wanita itu melirik Arta yang sejak tadi curi-curi pandang atas obrolan nya dengan Alea. Lelaki itu mengerti tapi seolah tak peduli.

"Nanti bunda beliin mobil aja ya? Kaya Punya ka Ghea. Ya gak Ge?"

Merasa nama nya di sebut Ghea menoleh menatap Anna sejenak, lalu melirik pada Alea.

"Terserah,"

"Bunda--Alea mau nya Vespa, bukan mobil."

"Emang siapa yang beli?" Tanya Anna.

"Emang siapa yang pake?" Alea menjawab, Mata nya menatap penuh harap.

"Iya nanti bunda beliin mobil, Ya kan Mas?"

Arta mengangguk singkat,"Aku ikut kamu."

"Tuh denger," Anna menghadap Alea.
"Papa aja setuju kamu bunda beliin mobil, nanti kalo ada waktu kamu ikut bunda ke sorum. Kita liat-liat mobil yang bagus."

Alea memasang wajah masam, rasa nasi goreng yang sejak tadi ia kunya gerasa hambar seketika.

Ia tak lagi menjawab, percuma saja. Bunda nya mana mau mengerti.

"Jangan sedih dong!"

Arta dan Ghea ikut menatap Alea yang  terlihat tak bergairah.

"ALEA!" Suara teriakan Marun tiba-tiba terdengar dari arah luar. Uh Marun datang di saat-saat yang tepat.

Alea menggeleng pelan,"Engga kok, Lea tau. Bunda cuma mau yang terbaik kan?"

"Udah ya Marun udah di depan."

Gadis itu bangkit dari duduk nya, menyalimi Anna juga Arta. Beralih menatap Ghea."Lea duluan Ge."

~•~

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang