74. University

3.3K 294 5
                                    

Alea tersenyum begitu cerah, tangan mungil nya menggenggam tangan Gara hangat. "Besok aku udah boleh pulang, tapi cuma sebentar si beberapa hari aja."

"Bagus dong, Nanti aku ketemu kamu nya di rumah." Jawab Gara lembut.

Setelah kedua orang tua Gara datang menjenguk nya saat itu, kedua nya kembali akrab. lebih dekat dari sebelum-sebelum nya. Bahkan beberapa kali Gara sempatkan untuk menginap di Rumah sakit  menemani Alea.

Gadis itu mengangguk kecil. "Gimana ujian nya? Bisa gak?"

"Kamu ngeremehin aku? Aku ini cicit nya Albert Einstein tau gak?"

Alea tertawa kecil, menampar pipi Gara pelan. "Tau kok kalo kamu halu!"

Lelaki itu tersenyum saat melihat Alea tertawa, setidanya ia tak terus menerus melihat Alea kesakitan.

"Oh iya, emang kamu mau lanjut kuliah di mana Mas?" Alea bertanya tangan nya menarik selimut agar menutupi kaki nya karna tiba-tiba merasa dingin.

"Gak jauh-jauh si paling di sini-sini aja. Di jakarta juga kan banyak kampus yang bagus." Gara menjawab setenang mungkin, ia menatap Alea yang malah manaikan alis sebalah.

"Tapi kata Gege dari dulu kamu pengen banget sekolah di Harvard? Kamu bohong?" Tanya gadis itu dengan nada yang kian berbeda.

"Gak gitu Le, Awalnya aku emang pengen sekolah di sana. Tapi setelah aku pikir kayanya Universitas di indonesia gak kalah bagus–"

"Kamu gak mau ningggalin aku?"

"Le–"

"Apa kamu cuma kasihan sama aku?"

"Alea, Aku gak mungkin tega ninggalin kamu kalo keadaan kamu kaya begini." Gara berucap dengan lembut. Tanya nya menggenggam tangan Alea yang sontak langsung di tepis oleh gadis itu.

"Bener ya? Hubungan kita emang Toxic banget. Harus nya kamu gak perlu segitunya ngorbanin mimpi kamu cuma buat orang gak berguna kaya aku–"

"Orang yang kamu bilang gak berguna itu orang yang aku sayang Le! Salah kalo aku ngorbanin diri aku buat dia?"

"Salah! Karna harus nya kamu tetap ngejar mimpi kamu!" Alea berseru marah.

"Ka Ratu, harus ngorbanin pendidikan nya buat ikut rawat aku! Dan kamu, kamu mau kaya ka Ratu juga? Yang kalo boleh jujur malah buat hati aku sakit."

"Yang malah buat aku ngerasa gak berguna dan cuma bisa ngerepotin."

"Le-"

Alea menyentuh bibir Gara dengan ujung jari kanan nya. Ia menatap Gara dalam.

"Aku mau kamu tetap daftar di Harvard, Aku mau kamu lulus dan kuliah di sana. Aku mau kamu jangan pernah sedetik pun mikirin Aku saat kamu lagi berjuang. Tapi kalo kamu cape, kamu bisa pulang. Karna Aku rumah kamu sekarang."

"Kalo kamu gak bisa ngelakuin ini buat diri kamu, kamu lakuain ini buat aku Gar."

"Biar nanti kalo aku putus sekolah. Aku masih bisa bangga, kalo pasangan ku mengenyam pendidikan di kampus terbaik di dunia."

Alea tersenyum saat Gara mengangguk dengan wajah begitu polos. "Iya, Aku bakal berusaha."

~•~

Josua memberikan Komar setas uang tunai yang kemarin sudah ia janjikan. "Ini masih belum seberapa sama harga kejujuran yang akan bapak katakan nanti. Itu sebabnya mengapa saya bilang kejujuran begitu berharga."

"Ketika bapak harus di tahan, saya akan biyayai pengobatan anak serta menanggung kehidupan keluarga bapak. Gimana?"

Komar nampak menimang sebentar, ia mengerti segala sesuatu yang ia lakukan memang ada konsekuensi nya.

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang