13. Berbunga

5K 394 13
                                    

Orang bilang cinta pertama seorang anak perempuan itu ada pada ayah nya, dan Alea selalu menanamkan hal itu. Bahkan di saat-saat terberat yang pernah ia alami, Ia selalu ingat pada Arta.

Ingatan masalalu nya terasa berpuatar di kepala. Begitu cepat bak kaset kusut yang rusak.

"Pah liat Ale dapet nilai A di pelajarna matematika," Alea kecil menyodorkan kertas yang sudah terdapat beberapa coretan di sana.

Arta melirik sekilas melewatkan begitu saja Alea yang ada tepat di depan nya. Berjalan menghampiri Ghea yang diam termangu."Ghea kenapa?"

"Ghea dapet nilai jelek pah,"

Arta meraih kertas usang yang sepertinya sudah di remas dari tangan Ghea."Ah ga papa. Anak papah kan pinter nanti malam kita belajar bareng ya? Papah ajarin yang mana yang gak ngerti oke?"

Ghea mengangguk pelan, di lirik nya Alea yang berdiri di belakang Arta." Tapi gak usah ajak Alea ya pah? Dia udah buat mama pergi dari kita!"

Mengangguk mengiyakan, Arta menggandeng tangan Ghea mengajak Anak perempuanya untuk masuk ke dalam rumah meninggalkan Alea yang masih berdiri dengan mata yang sudah berkaca.

"Mamah? Ale mau ikut mama aja boleh?"

Ia menunduk dalam, menahan isakan yang begitu memilukan.

"Alea?"

Alea mendongak wajah nya seketika kembali cerah ia berlari kecil memeluk Anna yang datang bersama Ratu.

Anna berjongkok mensejajarkan tubuh nya dengan Alea."Anak bunda kenapa?"

Ia menyodorkan kertas yang sejak tadi di pegang."Wah keren, adik ka Ratu dapet nilai A. Tau gak arti A itu apa?"

Alea menggeleng polos membuat Ratu tersenyum kecil,"A untuk Alea,"

Anna tersenyum mendengar Ratu berucap, berusaha menghibur Alea yang terlihat sedih.

"Kalo ka Ratu berarti R ya?"

"Not I C,"

"C?"

"C untuk cantik, ka Ratu kan cantik," Ratu kecil mengibaskan rambut sepunggung yang sedikit keriting di ujung. Membuat kibasan rambut nya mengenai wajah Alea.

"Ih rambut nya bau!"

"Enak aja!"Ratu melontarkan protes," Aku sampoan dua kali sehari, dua kali sehari."Jari telujuk dan tengah di ancungkan secara bersamaan membentuk lambang 2.

"Masa?"

"Bun--Alea nya nih!"

"Idih masa kalah debat sama adik nya ngadu sama bunda," Anna mencubit pipi Ratu gemas.

"Udah yuk masuk. Alea kamu udah makan sayang?"

Alea menggeleng samar.

"Tadi papah telpon, kalo kalian mampir ke restoran dulu yakan?"

Mengangguk Alea tersenyum kecil.
"Iya tapi Lea gak masuk, gak boleh sama papah. Papah bilang Aku suruh makan di rumah aja,"

Anna nampak menggeleng pelan,"Mas Arta keterlalaun!"

Tangan Anna terasa hangat saat tangan mungil Alea menggenggam nya erat.
"Bunda jangan marah sama papah ya? Aku seneng kok makan di rumah. Masakan ibu Darti enak kok, sehat lagi hihih,"

Ratu memeluk Alea lembut."Iya bener, makan bareng yu?"

"Loh kamu kan baru aja makan Rat?"

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang