42. Cemburu terpendam

3.4K 320 3
                                    

"KA GARA!"

Mereka serempak menoleh pada Melati yang berjalan menghampiri, menghelanafas lelah Alea berujar.

"Pawang lo dateng tuh."

"Ka Gara ngapain si pake acara duet-duetan sama ka Alea," Melati berucap menatap Gara serius.

"Lo siapa? Ema gue?" Gara menepis tangan yang di genggam Melati. Membuat gadis itu meringis pelan.

"Ih kok ngomong nya begitu si, ka Gara udah janji ya mau jagai aku."

"Lo udah gede ngapain pake segala di jagain, genit banget." Aila menyela. melirik Melati sinis.

"Ka Aila gak usah ikut campur ya, lagian ka Gara udah janji bakal jagain aku ya kan? Ini amanah dari ka Mawar."

"Mawar lagi, Mawar lagi. Mawar tuh udah gak ada. Dan sekarang gue cinta nya sama Alea." Gara menatap Melati, terselip keseriusan di tiap kaliamat nya. "Dan harus nya lo ngerti di mana posisi lo."

"Gue bilang gue mau jagain lo, sebagai adik. Gak lebih dan lo gak usah berlaku seakan lo orang sepesial di hidup gue."

"Trus kalo aku pengen nya lebih dari ini gimana?" Melati balas menatap Gara, mata nya melirik Alea sekilas.

"Aku Kurang apa si? Kurang cantik? Kurang kaya? Hah? Aku kalo di sanding sama ka Alea juga lebih baik aku kemana-mana!" Melati berucap bangga. Membuat mereka yang ada di sana sontak bergidik ngeri.

"Gila kali ya lo? Bandingin diri lo sama Alea tuh kaya Alea ratu dan lo upik abu." Sarkas Tosca. Gadis itu menggeleng singkat. Tak mengerti mengapa Melati begitu percaya diri.

"Tau apa yang kurang dari lo?" Nevy bertanya. "Lo gak punya hati."

"Lo fikir lo punya hati?" Melati balik bertanya. Membuat Nevy terdiam, terlebih saat mereka yang ada di sana menatap nya penuh tanya.

"Udah lah ngapain berantem cuma gara-gara gue nyanyi sama Gara si." Alea menengahi.

"Lo mau Gara kan? Ambil tuh." Alea mendorong Gara ke arah Melati.

Membuat lelaki itu mendengus atas perlakuan Alea pada nya. Memang nya ia apa? Barang.

"Kasih lebel biar semua orang tau kalo Gara milik lo, iket juga biar gak kabur-kaburan." Alea terkekeh miris, berjalan meninggalkan mereka yang menatap Gara tak suka.

Ah lagi-lagi karna Gara.

~•~

"Maaf ya? Tadi aku nunggu Alea dulu. Takut dia gak bisa pulang sama ka Ghea." Marun berujar tak enak, Masuk kedalam mobil Andy yang sudah cukup lama menunggu.

Tadi ia memang menemani Alea dulu, sekedar menunggu Ghea yang tengah mengurusi kelas. Meski sang Sepupu sudah berkata bahwa ia tak perlu menunggu, namun Marun tetap kukuh untuk menjaga Alea, setidanya sampai Ghea selesai dan Alea baik-baik saja.

Andy tersenyum seolah maklum, tangan nya mengelus rambut Marun lembut.

"Harus banget ya kamu sama Alea dua puluh empat jam?" Tanya Andy.

"Alea itu adik aku."

Menggeleng samar."Alea itu adik nya Ghea, dan harus nya kamu gak perlu merasa bertanggung jawab atas keselamatan dia."

Marun menoleh pada Andy,"Kok ka Andy ngomong nya gitu si? Kamu tau kan aku sama Alea gimana? Harus nya kamu gak masalah soal itu."

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang