44. Bicycle

3.5K 286 3
                                    

Alea menuruni anak tangga perlahan, berjalan menghampiri Anna yang tengah sibuk berkutat di dapur. Mencium pipi sang bunda sekilas lalu mendudukan tubuhnya di minibar.

Mata nya mengedar kepenjuru ruangan, saat ia tak menemukan siapa-siapa selain Anna dan Cece yang tengah mengelap beberapa piring di ruang makan.

"Pada kemana?"

"Ghea sama Ratu lagi berenang, kamu gak denger kecuprak-kecuprak suara Air?"

Alea nampak menoleh ke pintu samping, memang terdengar suara kedua kakak nya dari arah sana.

Ia bangun dari duduk nya, berniat menghampiri Ratu dan Ghea sebelum Anna kembali berujar. "Kamu mau ke sana?"

Alea mengangguk pelan.

"Bunda titip smoothies ini dong buat kakak kamu, yang Pisang buat Ratu yang buah naga buat Ghea." Anna menyodorkan dua gelas besar berisi smoothies yang memang di buat untuk kedua anak nya.

"Buat aku?"

"Anterin dulu sana, nanti bunda buatin."

Mengangguk, Alea meraih Dua gelas smoothies di gengaman Anna. Berjalan kearah samping rumah.

"Bayi mau berenang juga?" Ratu berseru saat kaki Alea mulai menapaki lantai kayu di tepi kolam renang.

Gadis itu menggeleng singkat, menaruh apa yang ia bawa ke atas meja yang ada di sana.

"Itu smoothies dari bunda ya?"

"Iya," Alea duduk di kursi santai berbahan rotan dengan kasur tipis yang empuk diatas nya. Memperhatiakan Ghea yang sibuk berenang kesana kesini dengan berbagai Gaya.

"Bayi gak mau berenang?" Ratu mulai naik ke permukaan meraih kimono yang sebelum nya ia letakan di dekat Alea.

"Bisa gak gak usah panggil Bayi-Bayi gitu?" Protes Alea, ia memang tak terlalu suka akan panggilan 'Bayi' yang melekat pada dirinya. Terlebih saat Mereka memanggilnya bayi di depan orang Lain. Uh rasanya sungguh malu.

"Ulu ulu bayi ngambek," Ratu menyolek pipi Alea lembut. "Kamu gak mau?"

"Engga itu buat ka Ratu sama Gege, aku lagi di buatin sama Bunda." 

Mengangguk samar,"Pasti nanti beda deh, punya aku sama Ghea mah cuma Yogurt sama buah doang. Coba punya kamu. Pasti ada potongan buah, trus oatmeal nya."

Alea tertawa pelan menanggapi. Karna apa yang di ucapkan Ratu memang benar ada nya. Sang bunda akan lebih mementikan Alea ketimbang Ghea juga Ratu. Alasan nya pasti yang tua harus mengalah.

Meski sebentulnya Anna tak mau membeda-bedakan antara anak pertama, kedua dan ketiga. Namun rasanya hal itu sudah pasti terjadi.

"Sama adek gak boleh iri, pamali."

~•~

Gadis itu mengayuh sepeda dengan pelan, tersenyum saat ada beberapa warga kompleks yang menyapa dengan hangat.

"Bu Rt!" Ia memanggil wanita bertubuh tambun itu dengan senyum khas milik nya.

"Pak Mamat!"

"Budeh Darti!"

"Ka Agam!" Ia berseru pada seorang pemuda berwajah tampan yang tengah berolahraga.

"Eh, Alea? Sendiri?" Agam balik bertanya.

"Engga Bertujuh biar kaya kian santang!"

Agam tertawa pelan,"Kirain sama Ratu gitu, dia masih di Jakarta kan?"

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang