31. Disappointed

4.4K 334 2
                                    

"Kamu udah pulang dari tadi? Alea mana?"

Ghea menoleh pada Ratu yang tengah duduk di minibar berjalan menghampiri sang sulung dengan perlahan.

"Gak tau, tadi udah di ajak pulang trus malah bilang mau ke suatu tempat dulu." Jawab Ghea, gadis itu meminum air yang ada di dekat Ratu.

"Kenapa gak di anter aja?"

"Gak mau."

"Di paksa."

"Gak mau."

"Dianya yang gak mau?" Ratu bertanya.

"Aku nya yang gak mau maksa-maksa, kalo aku udah bilang gak boleh dia tapi tetep kukuh pergi yaudah." Ghea berujar dengan nada sewot. "Aku udah larang dia tapi ya gitu keras kepala banget."

"Trus kamu gak kahawatir sama dia nih?"

Ghea nampak mengangguk pelan."Aku mau tidur siang tapi rasanya gak enak. Masih kepikiran aja. Makanya turun lagi ke bawah."

"Takut dia kenapa-kenapa." Cicit nya pelan.

Membuat Ratu seketika tersenyum,"Aku seneng kalo begitu. Kamu udah mulai perhatian sama Alea."

"Iya, aku juga seneng merhatiin Alea. Ternyata punya adik menyenangkan ya? Kaya ada hal yang harus di jaga gitu."

"Nah bener, tapi aku kadang kesel si kalo liat kamu berantem sama Alea. Apalagi kalo ending nya dia nangis."

Ratu dan Ghea tertawa mengingat masa-masa itu. Saat Ghea dan Alea sering kali bertengkar karna hal-hal sepele. Dan Ratu harus menjadi penengah nya.

Gadis itu melirik kearah Jam yang di letakan di dekat Sofa, jam sebesar lemari satu pintu itu menunjukan pukul 16.45 berarti sudah cukup lama Alea berada di luar sana.

"Bunda sama papah kayanya lembur." Ghea berujar pelan.

"Papah mungkin ini, tapi kalo Bunda kayanya nanti jam lima udah sampe Rumah."

Mengangguk mengerti atas ucapan sang kakak, mata Ghea melirik kearah pintu utama yang terbuka.

Terdengar beberapakali suara Batuk yang terasa berat membuat gadis itu mengerutkan dahi bingung.

"Alea?" Ghea turun dari kusri minibar di ikuti Ratu yang menoleh sebelum nya.

Kedua gadis itu menghampiri sang adik yang wajah nya sudah di penuhi keringat dingin.

Uhuk..uhuk

"Le?" Alea menoleh pada Ratu dan Ghea yang menatap nya kahawatir. Rasa sesal hinggap begitu saja dalam hati nya.

Harus nya ia menerima tawaran Nevy yang mengantar nya pulang, setidanya ia tak akan menghirup udara kotor yang berkeliaran di dalam Bus sempit karna tak menemukan Taksi.

Senyum terpatri dari bibir pucat nya."Aku gak papa."

Uhuk! Ugh
Rasanya begitu sesak.

Ratu menuntun Alea duduk di sofa, menyuruh Ghea untuk mengambilkan Air putih hangat. Yang langsung di jalankan oleh anak kedua Arta itu.

Uhuk..uhuk.

Gadis itu menggingit bibir bawah nya saat paru-paru nya terasa di hampit oleh sebuah batu besar. Menghalau oksigen masuk kedalam tubuh.

"Inhaler nya kamu taro di mana?" Ratu berujar saat nafas Alea semakin tak beraturan.

"Ta-s."

Mengangguk Ratu membongkar isi tas Alea dengan tak sabaran hingga menemukan benda kecil berwarna putih biru yang berada di bagian depan.

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang