87. Ekstra part

7.8K 398 62
                                    

Ratu menghelanafas pelan, tersenyum lembut pada Agam yang menatap nya sendu. "Kenapa makan junk food terus si Rat? Kamu tau ini makanan gak sehat."

"Ya mau gimana lagi? dari pada kelaperan. Cece pulang kampung. Paling-paling bisa makan di rumah kalo tante Siska atau keluarganya Marun dateng." Jawab Ratu sekena nya.

Belakangan ini, sejak Alea pergi. Keadaan rumah memang menjadi sunyi. Seperti bukan hanya Alea saja yang mati.

Arta yang selalu kerja lembur, pulang tak teratur. Berangakt pagi buta, pulang lebih dari sore nya senja. Sedangakn Ghea, tengah sibuk menjalani masa-masa menjadi Mahasiswi Baru di salah satu kampus ternama jakarta. Yang tak pernah ada waktu untuk di rumah.

Ratu tersenyum kecut saat ingatan nya terlempar pada Anna. Sang bunda lebih parah dari kedua orang yang sebelum di bicarakan.

Diam, sesekali Ratu menemukan sang bunda tidur sambil menangis di kamar Alea. Ratu tau, Mereka sama-sama tengah berduka. Tapi tidak bisakah setidanya mereka saling merangkul untuk salingg menguatkan?

"Trus lusa kamu jadi balik ke Jogja?"

Mengangguk kecil, ratu menyeruput minuman soda nya. "Iya,"

"Tapi bukan nya cuti kamu masih agak lama ya? Sayang aja kalo gak di abisin di sini."

"Buat apa?" Ratu bertanya dengan nada pelan. "Kalo cuma buat mengenang Alea. Aku mana bisa."

"Kamu mau ngehindar kan?"

Gadis itu mengerutkan kening bingung, tak mengerti atas apa yang Agam bicarakan. "Maksudnya?"

"Kamu masih mau disini tu, hati kamu masih mau di jakarta. Tapi kamu gak bisa liat tante Anna terus-terusan begini kan?"

"Aku tau, Alea cuma anak tiri tante Anna. Sedangkan kamu anak kandung nya. Pasti ada rasa iri–"

"Sedetik pun, aku gak pernah berfikir buat iri sama Alea." Ratu menatap Agam tegas. "Alea adik aku gam, apapun pandangan orang tentang kami. yang anak tiri. Aku gak pernah perduli."

"Kamu bener, kalo bilang aku menghindar."

Agam menatap Ratu yang mata nya sudah berkaca. "Tu–"

"Kenangan Alea, tawa Alea, pecicilan nya. semua tentang Alea tercetak jelas di kepala aku. Tapi aku gak bisa kaya papah yang menghindar, gak bisa kaya Ghea yang sok sibuk, gak bisa kaya Bunda yang terus nangis kalo dia kangen sama Alea."

"Tanpa mereka tau. Kalo aku juga terluka."

~•~

Anna mengusap foto Alea dengan lembut, memeluk jaket hitam bergambar kura-kura yang sering sekali Alea gunakan. Harum tubuh Alea melekat begitu erat bagai terikat.

Air mata nya kembali lolos, hari ini sudah lebih dari tiga minggu Alea pergi. Namun ia masih tak bisa bahkan untuk melepas Alea.

"Bunda kangen sama kamu sayang–"

"Kamu gak pernah dateng ke mimpi bunda." Anna menghentikan ucapan nya.

Mata nya menatap Ratu yang keluar dari kamar milik gadis itu dengan membawa koper juga sebuah tas yang ia gendong.

"Ratu?"

Yang di panggil menoleh, mata nya menatap Anna dengan tatapan tak terbaca.

"Kamu mau kemana?" Tanya Anna bingung, setahunya cuti ratu masih cukup lama. Namun Ratu seakakn ingin pergi dari rumah.

"Pulang, ke Jogja." Jawab Ratu sekena nya.

"Kamu– Adik kamu bahkan belum empat puluh hari pergi. Tapi kamu malah mau balik ke Jogja?" Anna menggeleng tak percaya. "Ratu–"

"Trus aku harus apa Bun? Makan Junk food setiap hari biar gak kelaperan karna bunda gak pernah mau masak sejak Alea pergi?" Ratu memotong ucapan Anna.

"Diam aja saat Ghea sibuk sama kampus nya, dan Papah sibuk sama kerjaan nya. Gak ada seorang pun yang mau ajak aku buat ngobrol."

"Sedangkan bunda? Nangis setiap hari di kamar Alea. Bunda pikir Aku gak terluka? Bunda pikir aku gak sedih?"

"Jadi." Ratu menatap Anna tajam.
"Dari pada aku disini, seperti orang yang di asingkan. Lebih baik aku balik ke jogja. Biar bunda sama yang lain nya juga bisa saling berbenah."

Ratu menarik kembali koper nya menuju pintu utama, nanum tertahan karna Anna meraih lengan nya.

"Jangan pergi Ratu." Ucap Anna sendu.
"Bunda minta maaf."

"Bunda gak salah—"

"Bunda tau pasti Ratu kecewa kan? Cukup Alea aja yang ninggalin bunda. Ratu gak boleh."

"Bun?"

Anna mengusap rambut Ratu lembut.
"Ayo mulai dari Awal? Bunda mau belajar ihklas. Bunda mau jadi istri yang baik buat papah. Mau jadi ibu yang baik buat Kamu dan Ghea."

"Jadi bunda mohon jangan pergi."

"Iya!"

Anna dan Ratu sontak menoleh kearah pintu, saat Arta dan Ghea berdiri tepat di depan sana.

"Ka Ratu gak boleh pergi. Kalo bisa pindah kamus aja ke kampus aku." Ghea berucap, menggandeng Ratu dengan erat.

"Maafin sifat aku ahir-ahir ini yang ngeselin. Aku emang lagi sibuk aja. Eh engga sok-sibuk aja. Sibuk gak ngapa-ngapain juga." Ghea terkekeh pelan, terlebih saat Ratu yang menunjukan mimik bingung.

"Iya, papah setuju." Arta menyahut.
"Manti Ratu papah pindahi ke kampus Ghea aja ya mau?"

Ratu nampak menimang sesaat, setelah nya menggeleng pelan. "Gak bisa pah."

"Kuliah di Jogja itu, bukan cuma keinginan aku aja. Tapi keinginan Alea juga."

"Dia mau aku lulus dari universitas itu." Ratu tersenyum lembut.

"Jadi aku bakal tetep pergi."

Anna menahan lengan nya kembali.
"Oke, kamu boleh kuliah di jogja lagi. Tapi bisa gak? Kamu teteap di sini sampai masa cuti kamu abis?"

"Buat Alea." Arta berucap saat Ratu nampak masih begitu Ragu.

"Buat Alea seneng, kalo kita baik-baik aja. Biar dia tau kalo kita udah Ihklas."

"Biar dia tenang nikmatin masa-masa indah nya sama Mamah Athena."

"Iya." Jawab Ratu pelan.

Yey

Alea lihat, kami kembali utuh.
Atas nama Alea.
Kami bersumpah akan selalu bahagia.

~•~

Udah selesai guys, sekarang mari beramai-ramai, kita ramaikan lapak sunyi huhu.

Gimana puas gak sama jalan cerita nya? Sama ending nya? Plis comen di bawah buat kasih masukan.

-by

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang