14. Heart's Content

4.9K 409 16
                                    

Uhuk...uhuk--

Anna mengusap punggung Alea yang bergetar, Arta yang duduk di samping Anna pun ikut menoleh.

"Masih sesek?" Anna bertanya dengan nada khawatir, di tatap nya Alea yang malah memejamkan mata.

Gadis itu menggeleng samar,"Ga papa kok, polusi Jakarta lagi parah banget emang."

"Sekarang masuk musim hujan, polusi juga udah mulai berkurang." Arta menyahut dengan nada ketus. Membuat Alea tersenyum kecut.

Ya, Arta kali ini benar.

"Kamu pasti kecapean nih, lagi bunda kan udah sering bilang mending pake mobil aja biar kamu gak banyak ngehirup udara kotor terus." Anna ikut menasehati, mengelus rambut Alea lembut.

"Bunda gak suka ya liat kamu sakit."

Aku bahkan udah sakit bun.

Alea mengangguk pelan,"Aku gak bakal sakit kok, Alea is stron--

Uhuk--uhuk.. bun--" Alea meremas tangan Anna saat rasa sesak nya kembali datang, menyerang nya tanpa ampun.

Anna menyodorkan Inhaler yang entah sejak kapan ia genggam.
"Hirup ya--"

Alea mengangguk, membuka bibir nya dengan cukup lebar sesekali meringis membuat Arta yang melihat nya ikut menelan ludah merasa takut.

Seteleh beberapakali tarikan nafas, rasa sesak nya sudah mulai mereda di serta keringat yang cukup membanjiri kening Alea.

Anna mengelap bulir-bulir yang ada di wajah Alea dengan lengan piyama tidur nya. Tersenyum hangat."Udah ga papa kan?"

"Iya, makasih bunda--" Alea berucap, masih dengan menggenggam tangan Anna.

"Kamu Asma?"

Kedua ibu dan anak itu menoleh bersama, menatap Arta dengan pandangan yang berbeda.

"Jangan bilang kamu gak tau?" Anna bertanya yang dengan sangat terpaksa di jawab Arta dengan gelengan kepala.

"Tuh kan! Kamu tuh bener-bener ya jadi ayah gak bener banget! Anak nya alergi gak tau! Anak nya sakit gak tau! Jangan-jangan--"

"Kalo Alea pergi dari hidup papa, papa juga gak bakal tau," Alea menyela ucapan Anna, menampilkan senyum lembut pada Arta.

"Le--kok ngomong nya gitu si!" Anna berucap tak suka.

"Kamu gak bakal pergi ke mana-mana, jangan ngomong begitu lagi ya? Bunda gak suka!"

"Tapi papa keliatan suka tuh," Alea melirik Arta yang masih terdiam."Ah Alea lupa, Papakan emang gak mau Lea lahi--"

"JAGA UCAPAN KAMU YA! KALO SAYA GAK SUKA SAMA KAMU, SUDAH SEJAK LAHIR KAMU SAYA BUANG KE PANTI ASUHAN!" Arta berteriak nyaring. Berdiri dari duduk nya, menatap Alea nyalang.

"Trus kenapa sekarang Alea masih di sini? Kenapa Alea gak di taruh di panti aja?" Alea berujar menantang.

Entah mengapa malam ini ia tiba-tiba menjadi berani. Menyerukan isi hati yang sejak bertahun-tahun lalu ia pendam di dasar bumi.

"Karna kamu anak Athena,"

"Aku anak mamah aja? Bukan anak papa juga? Padahal buat nya bareng-bareng," Gadis itu menjeda ucapan nya.

"Bahkan papa gak anggap aku anak kan? TRUS BUAT APA AKU DI SINI?"

"Saya gak pernah ngajarin kamu berlaku gak sopan sama orang tua ya!"

"Emang papa pernah sekali aja ajarin aku sesuatu? Aku?" Alea menunjuk dirinya sendiri."Aku belajar semua ini, belajar tentang hidup ini sendiri!"

"Papah pernah nanya aku kenapa? Papa pernah nanya apa aku baik-baik aja atau engga? Papa pern--Sshhh-" Alea meremas ujung kaos nya, saat rasa sakit itu muncul lagi.

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang