45. Bad Spaghetti

3.4K 279 3
                                    

Anna duduk disamping Arta yang tengah menyeruput kopi hitam buatan nya, wanita itu menatap kearah Ghea juga Ratu yang sepertinya tengah melihat sesuatu di handpone milik salah satu di anatara mereka.

"Adik kalian mana?"

Kedua nya menoleh bersama, mengangkat bahu tanda tak tau.

"Tadi si abis nganter minuman buat kita aku ngobrol sebentar, trus dia bilang mau olahraga. Gak tau ngapain." Ratu berujar, membuat Anna mengerutkan kening bingung.

"Smoothies yang bunda buat juga belum di makan sama dia. Alea kemana ya?"

"Dek Alea sepedaan Bu," Cece menjawab, berdiri di dekat Anna.

Karna pagi tadi, ia memang melihat Alea sudah rapih dengan trening biru bergaris putih dengan kaos pendek di lapis jaket berbahan parasut.

Gadis itu nampak mengeluarkan sepeda milik sang kakak kedua dari dalam garasi.

"Pake sepada dia yang ada roda kecil nya?" Anna lagi-lagi bertanya.

Menggeleng samar,"Kayanya pake sepeda Ka Ghea deh. Yang ada boncengan nya itu."

"Serius?" Ghea berseru. "Kenapa gak bilang-bilang coba!"

"Yaelah pinjem sebentar kenapa si!" Ratu menyahut, membuat Ghea sontak menatap nya malas.

"Bukan soal boleh gak boleh, tapi sepeda itu rem nya gak pakem. Makan nya aku gak pernah pake lagi. Aku suka lupa bilang sama pak Iman buat bawa ke bengkel!" Ghea menjawab membuat mereka sontak menunjukan mimik khawatir.

"Kebiasan deh, seneng banget buat orang rumah panik." Arta berujar dengan nada datar.

"Cari sana Mas!" Anna nampak menatap Arta serius, karna sungguh ia begitu khawatir pada anak bungsu nya itu.

"Gak usah nanti juga pulang---nah kan?" Arta melirik kearah Alea yang berjalan tertatih sesekali meringis pelan.

"Ya ampun kamu jatuh!" Anna berseru saat mata nya menatap luka-luka di tubuh Alea.

"Karma tuh, pinjem sepeda orang gak bilang-bilang."

Alea nampak menoleh pada Ghea, menatap sang kakak malas. "Alah sepeda rem nya blong aja. Gara-gara naik sepeda Gege nih!"

Ia duduk di samping Anna,"Jadi nyungsep, mana tadi nabrang orang."

"Serius? Kamu nabrak siapa? Kamu gak tanggung jawab?" Ratu bertanya, takut-takut korban atas penabrakan Alea memanjangkan urusan ini hingga ke pengadilan.

"Engga lah, ngapain? Orang nya malah aku marahin. Gara-gara dia gemblong aku jadi jatuh--GEMBLONG! ASTAGA MASIH DI KERANJANG SEPEDA." Alea Meringis pelan saat terlalu banyak bergerak.

"Parah banget, dia yang salah dia yang marah." Ghea berujar lirih. "Emang biadab."

"Eh!" Alea berseru kesal. "Tau gak siapa yang aku tabrak?"

Mereka serempak menggeleng.

"Gara!" Jawab Alea tanpa dosa.

"Astaga serius?"

"Kamu marahin Gara?"

"Gara nya gak kenapa-kenapa kan?"

"Gara yang kemarin ningalin kamu di dekat pasar barito itu Le?" Tanya Ratu, yang di jawab anggukan pelan milik Alea.

"Ga papa, bagus. Anggap aja pembalasan dendam karna ninggalin kamu gitu aja!" Ratu berujar tertawa pelan.

"Bener juga ya?" Sahut Ghea,"Dia juga pernah nabrak lo kan sampe inhaler lo jatuh?"

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang