79. Luka

4.6K 315 2
                                    

"Telepon kamu bunyi terus," Anna berujar, memberikan Handpone Arta yang sejak tadi berbuyi.

"Siapa?" Tanya Arta lembut, ia tak bosan Menatap wajah cantik Anna yang tak kunjung luntur meski termakan usia.

"Mas Josua." Jawab Anna, yang sontak langsung di tanggapi serius oleh Arta.

Lelaki itu meraih Telepon genggam milik nya, menggeser tombol hijau untuk menganggkat panggilan.

"Iya Mas?"

"Kamu masih di Anyer kan? Jangan pulang dulu. Jangan balik ke jakarta dulu. Terlebih Alea." Josua bertanya dengan nada penuh khawatir. Membuat Arta mengerutkan kening bingung.

"Kita udah mau sampe rumah si. Hari ini pulang, kenapa ya?" Arta balik bertanya, meminta Iman untuk melajukan mobil lebih cepat.

Terdengar helaan nafas dari Sebrang sana. "Melati kabur dari rutan. Anak itu pura-pura sakit. Pas mau di bawa ke RS malah pergi entah kemana. Sampe sekarang belum juga ketemu."

"Aku khawatir di incer Alea."

Anna yang mendengar itu menutup mulut nya tak percaya. Bagaiaman bisa polisi lalai hingga anak sekecil Melati tak bisa mereka jaga?

"Trus Marun gimana Mas?" Anna bertanya, selain pada Alea. Ia tentu menghawatirkan keponakan nya juga.

"Marun baik-baik aja. Dia Aku kirim ke Singapur untuk sementara waktu sama Thalia. Mereka bakal lebih aman di sana."

"Kalian lagi sama Alea kan?" Josua bertanya dengan nada pelan.

"Engga Mas."

"Kok bisa! Alea nya kemana?"

"Alea di mobil satunya, ikut sama Anak-anak. Mereka di depan." Jawab Arta. Ia menatap mobil sedan hitam yang di kendarai Agam nampak jauh dari jangkauan mereka.

"Perasaan aku gak enak sejak tadi, bahkan sejak kemarin setelah polisi telepon kalo Anak itu kabur!" Josua berucap.

"Pak Iman ngebut." Arta menyuruh Iman untuk mengejar mobil Yang di kendarai Agam.

"Anak itu punya banyak dendam yang belum tersalurkan. Hasrat memiliki nya terlalu tinggi hingga melampawi akal sehat."

"Aku bener-bener takut Kalo dia macem-macem sama Alea."

"Semoga Alea aman Mas, dia sama Gara ada Agam juga. Mereka pasti saling jaga." Anna menyahut, terselip doa yang sekiranya akan di kabulkan Tuhan.

"Mas sudah dulu, sedikit lagi aku sampe. Ini udah masuk kawasan kompleks. Makasih informasi nya." Arta berujar, membuat Josua berdeham pelan sebelum mematikan sambungan kedua nya.

Arta dan Anna buru-buru melangkah keluar mobil saat sudah sampai tepat di depan rumah mereka.

"Alea mana?" Tanya Anna saat Anak-anak nya nampak tengah membereskan barang-barang tanpa ada Alea.

"Di dalam bun, dia keliahatan cape banget makan nya aku suruh masuk dulu—"

Ucapan Ratu terpotong begitu saja Saat Anna dengan langkah tergesa masuk kedalam Rumah mereka.

"MAS!"

~•~

"Lo– bukanya di penjara?" Alea bertanya dengan tenang, meski jantungnya berdetak cepat. Takut-takut Melati melakukan hal di luar akal sehat.

"Yup! Gue di penjara gara-gara sepupu lu. Si Merah. Gue fikir dia beneran Mati! Eh ternyata cuma prank! Mati suri ya dia?" Melati balik bertanya, dengan nada terlampau santai. Hingga membuat Alea bertanya. Apakah Melati Gila?

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang