57. Funeral

3.6K 285 8
                                    

Pagi ini seperti apa yang sang bunda janjikan semalam, Alea di perbolehkan untuk pulang. Entah benar-benar pulang atau sekedar menghadiri acara pemakaman Kiki yang akan di lakukan di taman samping rumah.

Hari minggu ini Alea sudah siap dengan pakaian serba hitam, bukan hanya ia, namun satu keluarga termasuk Cece juga Iman pun ikut serta.

Mereka sama-sama menghargai Alea yang begitu mencintai kura-kura. Terbukti saat acara doa, sebelum peti kiki di tutup dan di kencangkan dengan paku payung, gadis itu menangis sesegukan. Sembari mengelus tempurung koko seakan saling menguatkan.

Ia melirik ke arah layar telpon genggam nya, di mana roomchat antara ia dan Gara tepampang nyata di sana.

Alea.
Gara ini Alea.
Gue tau sekarang lo
Udah jadi milik orang lain, but.
Semalam Kiki pergi,
Kiki gak cuma punya gue aja
Tapi punya lo juga.
Acara pemakaman nya besok pagi
Kalo emang masih perduli sama kiki
Dateng aja.

"Kayanya dia gak bakal detang," Alea melirih, mata nya menatap meja di mana Kiki sudah di ketakan di dalam kotak kayu dengan hiasan bunga yang di buat langsung oleh Cece.

"Pak iman, paku aja." Ia berucap pelan, yang langsung di lakukan oleh Iman.

Usai peti itu tertutup rapat, Alea membawa nya ke taman samping rumah, tepat di dekat galihan kecil yang suda di buat Iman sebelumnya.

Ia letakan dengan hati-hati kotak yang berisi mayat Kiki. "Makasih udah mau nemenin koko meski sebentar ya ki,"

Alea mencoba tersenyum, mata nya melirik kearah mereka yang hadir. "Makasih Bunda, Papah, Gege, Ka Ratu, Pak Iman, Cece, Marun. Udah mau hadir ke pemakaman kiki."

"Semoga kiki bisa ketemu sama mamah, trus di urus sama mamah di surga."

Amin.

Iman mengangguk saat Arta memberikanya kode untuk segera menimbun tanah yang sebelum nya terisi Kiki.

Yang sontak membuat nya terduduk lemas di samping pusara. "Ki–" lirihan itu amat terdengar nyata. Membuat Anna sontak memeluk Alea erat.

Seharus nya Alea tak boleh bersedih, karna kesehatan nya masih begitu rentan menurun. "Udah ya? Kita ke rumah sakit lagi yuk!"

Alea menggeleng kecil."Aku mau di rumah aja Bunda, lagian aku juga udah sehat."

"Le--"

Alea menoleh saat Arta memanggil nama nya pelan. "Kamu belum sembuh total, kita ke RS lagi ya?"

"Aku ke RS juga gak bakal buat aku sembuh Total kan pah? mending aku di rumah. Lagipun aku udah baik-baik aja."

Ia melepas pelukan yang menautkan tubuh nya dengan Anna. Bangkit berdiri. "Besok aku mau sekolah."

Setelah nya ia meninggalkan mereka begitu saja, masuk kedalam rumah dengan langkah yang begitu lemah.

~•~

Gadis itu mengunyah makan nya dengan tak minat. Usai keluar dari rumah sakit rasa nya nafsu makan nya menurun. Bahkan capcai Cece yang biasanya terasa begitu enak kali ini hambar.

"Kamu mau nambah lagi?" Tanya Anna saat piring Alea sudah mulai kosong, karna gadis itu hanya memakan setengah centong nasi merah dengan tiga sendok sayur capcai.

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang