59. School

3.4K 326 13
                                    

Rasanya sudah lebih dari seminggu Jingga kembali bersekolah, kembali mendapatkan cacian, hinaan bahkan kekerasan fisik yang sering kali di terima tanpa orang lain tau.

Gadis itu menatap Alea sendu, kedua nya memutuskan untuk mengangambil jarak sesaat. Bahkan hingga tempat duduk di kelas pun mereka pisah. kini Alea duduk di dekat meja guru bersama Yasmin. Sedangkan Jingga duduk di tempat semula bersama Gina.

"Kalian lagi berantem ya?"

Jingga menolah pada Gina yang bertanya, menggeleng pelan.

"Engga, kita baik-baik aja."

"Tapi kalian kaya berjarak, kaya musuhan gitu. Biasanyakan Lo, Alea, Marun, Nevy, Tosca berlima terus."

"Sekarang Lo cuma sama Nevy, Ama Tosca." Gina berucap, ikut menatap Alea.

"Sedangkan Alea sama Marun nongkrong nya sama Agit."

Jingga menghelanafas pelan, benar apa yang di bilang Gina. Sekarang ia memang hanya bertiga. Sedangkan Alea lebih sering bersama dengan Ghea, Gheo, Aila, Marun serta Andy.

"Padahal Alea baik banget, sayang aja kalo sampe kehilangan temen semalaikat dia."

"Iya." Jawab Jingga membenarkan, bahkan sejak minggu kemarin. Keluarga nya sudah tinggal di apartemen milik Anna.

Setelah hampir tengah malam, tiba-tiba beberap orang datang kerumah nya dengan mobil boks besar yang menganggkut barang-barang mereka.

Tentu dengan embel-embel nama keluarga Alaska.

Belum lagi kini, Alma sudah di terima berkerja di perusahaan milik Thalia, Mamah dari Marun untuk menjadi sekertaris pribadi. Menggantikan sekertaris milik nya yang baru mengundurkan diri karna menikah. Di tambah Senja yang kembali bersekolah.

Rasa-rasanya apa ia tak kurang berterimakasih saat kini mereka malah seakan perang dingin.

"Menurut lo, kalo punya temen pembohong lo harus gimana?"

Gina menoleh saat Jingga tiba-tiba bertanya. "Tergantung, bohong atau pembohong?"

"Beda nya?"

"Kalo bohong cuma sekali, kalo pembohong berkali-kali. Tapi prihal bohong atau pembohong. Kaya nya bakal tetep gue maafin si."

"Gue gak sesuci itu buat nyimpan dendam." Gina terkekeh pelan.

"Tuhan aja maha pemaaf, lagian setiap manusia pasti pernah punya salah kan?"

~•~

Gadis itu masuk keadalam mobil saat lahan parkir sudah mulai sepi, menghelanafas malas.

"Ka, Jingga come back ya?"

Jesi nampak memgangguk kecil. "Dari seminggu yang lalu keles." Gadis itu mulai menjalanankan mobil keluar dari Area sekolah.

"Kok bisa ya? Alaska masih terima. Padahal berita bokap nya lagi panas banget."

"Apapun bisa di lakuin asal punya orang dalem kali."

"Orang dalem?"

"Alea." Jawab Jesi pelan, "Dia lengket banget sama Alea, ya kali tuh orang gak mau nolongin temen nya."

"Bahkan kasus Nevy yang bahayain diri sendiri aja di cabut gara-gara siapa? Gara-gara dia lah!" 

Jesi meremas kemud yang ia genggam dengan erat. "Padahal kalo gak di cabut, kita bisa seret temen lo juga tuh!"

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang