18. Kemarahan Ghea

5.5K 411 10
                                    

Gadis itu menatap ke arah langit malam, membiarkan dingin menembus kulit putih pucat nya.

"Kamu mau ngelakuin hal itu?"

Ia menoleh, menatap seorang wanita paru parubayah yang memegang pundak nya hangat.

"Emang apa lagi yang bisa kita lakuin biar kita gak jatuh miskin bu? Perusahan ayah bakal gulung tikar kalo aku gak nurutin perintah nya."

"Tapi dia temen kamu, Ibu gak tega kalo dia ampe terluka. Dia baik banget, suka kesini anak nya sopan. Jangan karna harta kamu jadi lupa,"

"Trus ibu mau nya aku gimana? Kita jatuh miskin?"

"Kita cari jalan keluar yang lain ya?"

Gadis itu memegang tangan sang ibu.
"Udah gak ada cara lain bu. Aku bakal hati-hati, kalo perusahaan Ayah udah baik-baik aja aku janji bakal nyelesain permainan ini. Bu, ibu percaya kan sama aku?"

Dengan ragu wanita itu mengangguk.
"Maaf ya? Karna permasalahan keluarga ini. Pertemanan kamu ikut terancam."

"Bu, keluarga itu jadi nomer satu. Ibu gak perlu jadi merasa gak enak begitu."

"Aku janji, dia bakal baik-baik aja. Karna aku pun sayang sama dia."

~•~

Alea tersenyum menerima bubur yang di suapi Anna dengan rasa senang.
"Enak kok, pasti Cece yang buat ya?"

"Kalo bunda bilang yang buat Bunda, emang kamu percaya?"

Tertawa pelan, gadis itu menggeleng."Aku tau persis masakan bunda, rasanya lebih hambar soalnya bunda kalo masak gak pake MSG kan?"

"MSG itu gak bagus--"

"Kalo di makan terlalu banyak," Alea berucap melanjutkan ucapan Anna.

"Aku udah hafal betul apa yang bakal bunda ucapin selanjutnya. Padahal kalo di iklan MSG itu gak bahaya selagi gak dimakan sama bungkus nya."

"Terlalu percaya iklan juga gak bagus," Anna kembali menyuapi Alea.

"Tapi Pake ataupun engga, masakan bunda bakal tetep enak kok. Setiap bunda masak pasti selalu abis, aku, Gege, ka Ratu, papah. Semua suka."

Anna tersenyum, setiap ia masak untuk suami dan anak-anak masakan nya memang selalu ludes tak tersisa. Padahal bila dibandingkan akan lebih nikmat masakan Cece.

"Itu karna papah, Ka Ghea, dan Ka Ratu itu menghargai masakan Bunda Le,"

"Bukan bun, karna bunda emang masak nya pake ini," Alea menunjuk dada Anna,"Pake hati, pake cinta, pake rasa."

"Gombal terus kaya papah nya," Anna mulai merapikan peralatan makan yang habis di gunakan Alea.

"Emang papah suka gobal ya? Bukan nya papa alim-alim gemes gitu. Ala-ala sugardedy?"

Anna menggeleng pelan,"sugardedy apaan!"

Wanita itu bangkit dari duduk nya,"Bunda taruh ini dulu ya? Nanti bunda kesini lagi buat nemenin kamu."

Alea mengangguk mengerti,"Wokeh!"

Gadis itu menatap punggung Anna yang sudah menghilang di balik pintu kamar, mengambil Inhaler saat rasa sesak yang sejak tadi ia tahan memuncah.

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang