38. Overdosis

4.4K 331 3
                                    

"Tosca! Tosca!" Alea masuk kedalam rumah Tosca yang begitu sepi. Menautkan alis bingung saat pintu utama rumah tak terkunci. Melangkah masuk hingga terdengar teriaka di susul beberapa barang yang berserakan di lantai.

Kaki nya berhenti saat sepasang suami istri tengah berseteru hebat.

"Alea Kamu ngapain di sini malam-malam? Tosca udah tidur!" Nada bertanya, melirik sang suami yang menatap Alea dan Ratu sinis.

"Kalian gak di ajarin sopan santun sama orang tua kalian? Masuk kedalam rumah orang lain tanpa izin!" Alun berseru marah, terlebih saat Alea terlihat menghiraukan nya. Gadis itu malah berlari kecil ke lantai atas menuju kamar Tosca.

"Maaf om tante sebelum nya, kalo kalian mungkin merasa tersinggung karna kami masuk tanpa Izin tapi tadi Alea di telpon sama Tosca kalo--" Penjelasan Ratu terpotong seketika karna teriakan Alea.

"TOSCA!"

Alun dan Nada saling tatap sebelum akhirnya berlari membabi buta menaiki tangga kearah kamar sang anak.

Di lihat nya pertama kali Tosca yang tergeletak di karpet dengan paha Alea yang menjadi bantalan. Wajah gadis itu sudah begitu pucat dengan bibir kering pecah-pecah di tambah nafas yang tersengal hebat.

"Alea, Tosca kenapa?"

Menggeleng samar saat Nada bertanya, "Aku gak tau tant, aku dateng Tosca udah kaya begini."

Ratu menatap Alun yang masih terlihat Syok,"Om, mending sekarang bawa ke Rs. Kayanya dia Overdosis." Ucap nya melirik beberapa pil tidur yang memang berceceran di lantai.

Mengangguk samar, Alun mulai mengangkat Tosca berlari kecil di ikuti Nada juga Alea.

"Kita naik mobil sendiri aja Le." Ratu menarik Alea saat gadis itu ingin masuk ke mobil yang membawa Tosca.

"Tapi--"

"Alea tenang. Tosca gak bakal kenapa-kenapa." Ratu berujar meyakinkan, menarik Alea kedalam pelukan nya. Ia tau Alea masih begitu terkejut, terlebih orang yang pertamakali menemukan Tosca adalah Sang Adik.

Menghelanafas samar. "Aku takut."

~•~

Tapakan kaki terdengar mengalun di koridor yang begitu sepi, menetralkan nafas yang tak beraturan karna berlari, gadi itu menatap Nada serius.

"Tosca gimana?"

"Lagi di tangani." Nada menyentuh pundak Alea, yang sontak gadis itu tepis walau pelan.

"Jangan sentuh-sentuh aku ya, tante udah buat temen aku kaya begini. Aku lagi marah sama om dan tante." Alea berujar menatap Nada dan Alun bergantian.

"Iya kami emang salah." Alun berujar, terselip rasa sesal di tiap kalimat nya.

"Iya emang." Alea berseru kesal membuat Ratu mengelus rambut nya pelan. Berusaha menenangkan.

"Kalo aja tadi aku gak dateng, mungkin sekarang Tosca udah gak ada."

Mengangguk samar Nada berucap. "Makasih Alea, kamu udah nyelamatin Tosca dari maut. Kalo kamu gak dateng mungkin Tosca--"

"Kalo aku dateng pun, kalo malam ini Tosca selamat tapi kalian tetap bercerai." Alea membasahi bibir nya yang tiba-tiba terasa kering. "Aku gak yakin kesempatan hidup datang dua kali."

"Tosca gak mau milih ikut di antara kalian berdua. Dia bahkan lebih milih buat ikut sama tuhan nya."

Gadis itu menghelanafas pelan."Orang yang bisa nyelamatin Tosca itu ya kalian berdua."

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang