69. Bracelet

3.3K 294 13
                                    

"Demam nya belum juga turun?" Arta menyentuh kening Alea dengan punggung tangan nya. Menghelanfas pelan saat Anna menggeleng dengan mimik sendu.

Sudah tiga hari sejak Marun pergi, Alea memang terserang demam yang tak kunjung turun. Bahkan setiap malam gadis itu terus bergumama memanggil nama Marun.

Mereka mengerti, Alea dan Marun adalah dua sejoli yang tak bisa di pisahkan. Bahkan sejak kecil kedua nya memang sudah begitu dekat bak sanak kembar.

"Dari kemarin udah di kasih obat demam, tapi belum turun juga." Jawab Anna di selingin usapan lembut pada kepala Alea.

"Apa kita--"

"Engga." Arta menyahut. "Mba Thalia sama Mas Josua udah wanti-wanti kamu sejak kemarin Ann."

"Aku tau kamu gak tega liat Alea kaya begini terus, tapi kita gak bisa ngelanggar janji kita sama keluarga mereka." Lelaki itu mengusap punggung Anna lembut.

"Alea pasti bisa ngelewatin ini semua Ann, makanya kita harus kuat. Kalo kita nya aja lemah nanti siapa yang bakal jadi penopang Alea?"

Arta menatap mata Alea yang mengerjap, apa ia dan Anna terlalu berisik hingga membuat bungsu mereka terbangun.

"Hei? Masih pusing?" Tanya Arta lembut. Membuat Alea sontak menatap nya.

Gadis itu menggeleng kecil. "Ha-us."

Anna yang mendengar itu bergegas memberikan Alea minum, melalui sedotan yang berguna membantu Alea.

"Gimana udah membaik?" Anna menaruh gelas yang ia pegang ke atas nakas.

Membuat Alea mau tak mau mengangguk kecil, walau kepala nya masih terasa sedikit pening.

"Oh iya, Lusa kamu ulang tahun kan? Alea mau di rayain di mana? Kan kalo kata anak muda zaman sekarang itu sweet seventeen."

Arta menoleh terkejut pada Anna. "Masa?"

"Jangan bilang kamu lupa?" Tanya Anna, tak mengerti mengapa Arta bisa lupa akan ulang tahun anak nya.

"Aku inget nya cuma Ratu sama Ghea aja." Arta menjawab dengan mimik tak enak, terlebih saat wajah Alea nampak sedikit kecewa.

Anna memghelanafas pelan. Mata nya menatap Alea. "Jadi Alea mau di rayain di mana?" Tanya Anna lagi.

"Apa kita adain pesta di sini aja ya? Nanti yang di undang temen-temen kamu aja-"

"Panti." Alea memotong ucapan Anna.
"Aku mau rayain di panti asuhan punya Opah." Jawab Alea dengan suara serak.

Arta mengangguk setuju. "Boleh juga, nanti papah suruh Ratu sama Ghea buat bantu siapin di sana."

"Tapi nanti ya? Bunda tanya sama Dokter Sinta dulu."

Alea mengangguk kecil. "Kata bu Melody, ada anak yang nama nya Aleta. Dia pengen banget ngerasain ulang tahun, kebetulan ulang tahun nya sama kaya aku."

"Nanti bilang sama ka Ratu buat beli juga yang gambar Disney ya bun? Pake lilin angka 7."

Anna tersenyum mengerti. "Iya, nanti Bunda bilang sana Ratu."

"Bun?" Panggil Alea lagi. Membuat Anna mau tak mau harus tetap siap mendengarkan apa yang Alea inginkan.

"Di kantong jaket ka Ratu yang aku pake tiga hari lalu, ada gelang dari Marun. Tolong bilang ka Ratu buat bawa ya nanti kalo dia kesini?"

Sang bunda mengangguk kecil. Mata nya melirik Arta seakan untuk segera menyampaikan pesan pada Ratu seperti apa yang tadi Alea sampaikan.

"Oke, sekarang kamu istirahat ya? Bunda jagain di sini?"

TURTLE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang