Chapter 22

22 5 3
                                    

Hoseok dan Soobin hanya berjalan-jalan dengan santai tanpa ada perkataan satu sama lain, lebih tepatnya Soobin tengah menjaga dirinya agar tak salah bicara jika tiba-tiba Hoseok bertanya dan justru membuatnya tak bisa menjawab.

"Kali ini siapa yang berkelahi Soobin-ah?" tanya Hoseok pada Soobin.

Kini keduanya tengah berada di sebuah taman yang tak jauh dari ruang konseling, dan itu adalah taman yang sering di gunakan untuk beberapa murid melakukan hal-hal yang tak pantas. Seperti merokok dan lainnya.

"Yein dan Juri" jawab Soobin singkat.

"Hanya itu?" tanya Hoseok lagi dan di jawab anggukan oleh Hoseok.

"Iya namun lumayan membuat Yein sedikit mengalami panic attack" jelas Soobin tanpa sadar.

"Kau mau menceritakannya padaku bagaimana awalannya?" tanya Hoseok dengan serius.

Soobin yang baru saja menjawab pertanyaan dengan tak sadar dengan apa yang ia katakana perihal dengan trauma atau panic attack yang di miliki oleh Yein seketika terdiam dan tak tahu harus menanggapi seperti apa kali ini.

"Katakan saja, kau bisa percaya padaku" ujar Hoseok dengan lembut, "Aku tahu Yein memiliki panic attack dan sepertinya aku tahu karena apa"

"Sejauh mana yang saem tahu?" tanya Soobin dengan tak kalah serius dengan Hoseok.

"Yang aku tahu kemungkinan Yein adalah korban pemerkosaan atau penjualan yang terjadi dengan sekolah ini, atau ia saksi mata dari suatu hal yang besar" jelas Hoseok.

Soobin yang mendengar itu langsung melihat Hoseok dengan terkejut dan bungkam dengan apa yang Hoseok ketahui perihal Yein, Soobin lebih memilih terdiam dan tidak mau menceritakan apapun pada Hoseok.

"Jika kau diam itu tandanya iya" ujar Hoseok.

"Sejauh mana yang saem tahu?"

"aku tak tahu banyak, tapi aku hanya menerka apa yang Yein rasakan, karena sebenarnya Yein tak menjelaskan ataumu menceritakannya secara gamblang"

"Lalu bagaimana Saem mengetahuinya secara gamblang?"

"Karena semua perkataan Yein dan juga Hal yang ia katakan membuat pikiranku menjurus kesana"

"Saem apa anda sebenarnya mata-mata?" tanya Soobin tiba-tiba.

Jujur Hoseok sebenarnya terkejut dengan Soobin yang langusung menarik kesimpulan akan dirinya yang sebenarnya siapa dengan jelas begitu. Namun dengan segela kemampuan yang ia punya Hoseok menahannya dan tetap terdengar seperti biasa saja bahkan tak terjadi apapun.

"Kenapa kau berfikir begitu?"

"Karena Saem cepat sekali dalam menangkap dan melakukan sesuatu"

"Contohnya?"

"Hanya kau guru yang berani melawan Beomgyu bahkan sampai membuatnya bertekuk lutut" jelas Soobin

"Hanya itu? Memangnya guru yang lain bagaimana?"

"Mereka hanya menganggap Beomgyu angin lalu dan membiarkan di memukuli murid lain" Timpal Soobin.

"Lalu apa hubungannya dengan kau bilang aku seorang mata-mata dan apa hubungannya dengan analisis ku perihal yang di alami oleh Yein?"

"Entahlah saem, aku merasa kau dan Jeon saem berbeda" ujar Soobin dengan senyum manisnya.

Ini pertama kalinya bagi Hoseok melihat Soobin tersenyum, walaupun ia baru mengajar sekitar 1 bulan lebih sepertinya dan belum mengenal siapa itu Soobin dan yang lainnya. Tapi saat melihat Soobin di kelas sangat berbeda dengan yang ia lihat sekarang, Soobin di kelas layaknya ketua kelas yang tegas namun tak banyak komentar, sedangkan ini adalah Soobin yang cerewet dan ceria seperti anak-anak seumurannya.

Secret Mission ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang