Setelah kejadian itu sekolah seperti tidak terjadi apa-apa, apalagi hal yang menimpa Jisoo seakan-akan seperti tidak ada murid yang bernama Jisoo. Juara kelas kembali lagi pada Yein sebagai juara satu dan dua untuk Soobin, intinya semuanya kembali dengan semula di kelas.
Hanya saja masih ada beberapa system sekolah yang belum berubah, dan perihal suap menyuap agar apa yang terdapat di sekolah tidak tercium dengan sangat mudah masih berlaku, pasalnya kabar Jisoo yang membunuh teman-temannya tidak tersebar luas hanya orang dalam saja yang mengetahuinya.
Sempat terkuak oleh beberapa media namun dalam hitungan detik pencarian akan itu hilang begitu saja, bahkan ada satu atau beberapa artikel yang justru di anggap hoax.
"Hoshi-ah" sebuah suara mengalihkan kerjaan Hoseok yang bertambah yaitu melamun sambil meminum the.
"Ah ya ada Sungah-ya?" dengan sigap Hoseok langsug sadar dari lamunanya.
"Mau ikut aku nanti pulang sekolah?" Sungah bertanya sedikit agak ragu, "Menjenguk Jisoo di rumah sakit jiwa, Jiae sudah kesana kemarin katanya keadaannya makin memburuk"
Mendengar hal itu sekali lagi hati kecil Hoseok bergetar namun segera ia tepis karena hari ini ia sudah ada janji dengan Yoongi sehabis pulang sekolah, "Apakah harus hari ini?" dengan keberanian Hoseok bertanya kembali.
Sungah sedikit berpikir, "Jika tidak bisa sekarang besok juga tidak apa-apa" ucap Sungah dengan lembut, "Aku kasihan padanya, tapi jika tidak begitu ia tidak akan sehat selamanya"
Hoseok menganggukkan kepalanya dengan rasa menyesalnya, "Kau benar, maaf membuatmu menjadi orang jahat"
Sungah tersenyum, "Its oke, demi kebaikkan muridku akan kulakukan apapun. Dan sekarang bagaimana kelanjutannya?"
Hoseok terdiam dengan pertanyaan Sungah, ia menatap Sungah yang tengah berdiri dengan tatapan lembut dan menghangatkan, senyum terukir di bibir manis Hoseok, "Sisanya adalah tugasku dan Kyunggi jadi kau dan Jiae sudah ya berdoa saja yang terbaik".
Mendengar hal itu sebenarnya membuat Sungah yang tadinya sangat khawatir menjadi lebih khawatir. Pasalnya musuh yang dihadapi Hoseok dan Yoongi tidak main-main. Beruntung mereka mendiskusikan ini di ruang konseling.
Sekarang ruang konseling menjadi ruang pribadi Hoseok dan Sungah, jangan berpikir macam-macam, kadang mereka tidak berduaan terus menerus kok sesekali mereka berdua dan lebih sering sendirinya.
Hoseok masih menatap hangat Sungah dari tepat duduknya, "Sungah-ya" Hoseok memanggil Sungah dengan lembut membuat Sungah sekali lagi menatap tepat diiris mata Hoseok, Hoseok tersenyum lembut, "Tenanglah, aku akan hidup sampai misi ini berakhir"
Mendengar hal itu Sungah sedikit berkaca-kaca bahkan ia sempat mengatur nafasnya untuk sedikit lebih tenang, lalu menatap Hoseok lagi dengan tatapan sedikit lega, "Promise?"
Hoseok menganggukkan kepalanya mantap sebagai jawaban, lalu ia berdiri dan menarik Sungah kedalam pelukkannya, "Sudah jangan menangis, aku masih hidup sampai detik ini"
Sungah membalas pelukkannya lalu berkata, "Iya tidak tahu detik berikutnya."
Bukannya menjawab Hoseok justru memberikan waktu Sungah untuk leluasa menangis di bajunya, walaupun tidak terisak tapi setidaknya dapet membuat Sungah sedikit lebih lega dengan keadaan. Beruntung ini masih jam pembelajaraan jadi dapat membuat mereka mendapatkan waktu.
Namanya juga tempat umum ya bunda-bunda jadi ada aja orang kurang ajar yang masuk tanpa ketuk pintu namun Hoseok hanya melihat sekilas dan tidak memperdulikan apapun.
"Astaga sampai kapan aku harus melihat kemesraan disini, lama-lama ruangan ini menjadi tempat uwu bukan tempat untuk konsultasi" dengan ketus Jiae yang baru masuk setelah Yoongi mengatakannya dengan sedikit membanting pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mission ✔️
FanfictionApa yang kalian pikirkan soal sekolah? Jika kalian berfikir tempat yang membosankan dan melelahkan mungkin iya, tapi bagaimana jika sebuah sekolah tersebut menyimpan rahasia yang sangat amat besar? Apa kalian akan mencoba mengungkapkannya? Atau hany...