Chapter 32

22 2 3
                                    

Kabar akan Juri yang di temukan meninggal gantung diri di taman belakang sekolah yang sepi sempat membuat seluruh sekolah geger, di tambah lagi ketiga temannya seperti tidak terjadi apapun dan menganggap bahwa kematian Juri sudah di rencanakan bahkan Juri sudah mengumumkannya kepada teman-temannya itu.

"Yaaak, Jisoo-ah bukan kah kau temannya? Kenapa kau tenang saja dan tidak berkabung?" salah satu murid bertanya pada Jisoo dengan nada yang sedikit sombong dan mengesalkan jika di dengar denga sekama.

Jisoo diam bahkan kegiatannya menulis dan belajar tetap di lakukan olehnya, hal ini mengundang keanehan siapapun yang mendengarnya, "Yein saja yang jelas-jelas tidak begitu dekat, tidak masuk karena ia terlalu syok dengan apa yang terjadi, sedangkan kau?" Murid lain menimpalinya.

Benar Yein tidak masuk sekolah hari ini, sebenarnya bukan karena Ia sedih kehilangan Juri melainkan depresinya kambuh yang menyebabkan panic attacknya menyerangnya kembali. Sebenarnya kematian Juri sudah berlalu tiga hari yang lalu, tapi berita ini masih hangat, sedangkan Yein sudah tidak masuk terhitung dengan hari ini adalah hari keduanya.

"Berisik" gumam Jisoo dengan dingin, "Jika kalian masih berbicara akan ku laporkan kepada guru agar kalian di keluarkan dari kelas dan tidak dapat mengikuti ujian"

Dengan mengatakan itu membuat beberapa murid terdiam, bukan karena takut dengan Jisoo melainkan mereka tidak ingin mengambil resiko perihal ini, karena Jisoo adalah anak kesayangan semua guru bahkan sampai ke petinggi sekolah yaitu kepala yayasan dan pastinya mendiang kepala sekolah yang baru saja meninggal dengan anggap bunuh diri.

Soobin diam dan hanya sesekali memperhatikan Jisoo dari kejauhan, jika mengingat akan apa yang terjadi sebenarnya dengan Juri membuat kepalanya pening dan juga mual. Pasalnya semua kejadian yang terjadi di ruangan tersebut terekam dan juga terdengar semuanya tanpa ada yang terlewat olehnya dan juga beberapa orang di ruang konseling.

Pintu ruangan kelas bagian belakang dekat dengan tempat duduk Soobin tiba-tiba saja terbuka dan memperlihatkan Taehyung seorang diri yang tengah memasuki dengan santai. Tidak seperti biasanya yang dimana ia selalu berdua dengan Beomgyu hal ini menarik perhatian Jisoo.

Bahkan tatapan Jisoo tidak luput dari Taehyung sampai orang itu duduk ditempatnya. Entah Taehyung menyadari atau tidak mata Jisoo masih lekat dalam memperhatikannya, namun hal yang Taehyung lakukan justru memiringkan kepalanya menghadap keluar ruang kelas tanpa berminat untuk melihat sekitar atau membalas tatapan orang yang masih memperhatikannya.

"Aku tidak mau membahas apapun jadi ku mohon jangan memperhatikanku terus" entah angin apa tetiba saja Taehyung bergumam begitu pelan di sela-sela lamunanya.

Dan hebatnya Jisoo melihat pergerakan bibir Taehyung dengan jelas bahkan ia sempat terkejut dengan apa yang di katakana Taehyung barusan, "Apa? Apa kali ini aku harus melenyapkan seseorang lagi?" batin Jisoo. Seakan tengah menanyai diri sendiri yang akhirnya akan di jawab oleh dirinya sendiri.

Waktu istirahat telah di mulai, beberapa murid berhamburan untuk menikmati makan siang mereka masing-masing. Tidak mau mengambil resiko Soobin pun juga melakukan hal yang sama menyisakan Jisoo dan Taehyung yang sama-sama terdiam disana. Dari mereka tidak ada yang berniat untuk saling mendekati ataupun sebaliknya.

"Apa kau juga akan melakukannya?" tiba-tiba saja pertanyaan sedikit keras namun tidak lantang di lontarkan oleh Jisoo, yang sudah pasti di dengar oleh Taehyung karena memang hanya tingga mereka berdua saja di kelas.

Taehyung bangun dari duduknya dan ia berjalan menuju bangku di belakang Jisoo, "Apa yang akan kau lakukan memang? Apa kau akan melenyapkan seseorang lagi?" Taehyung bertanya sedikit pelan karena memang tempat duduk mereka kini berdekatan. Lebih tepatnya Taehyung yang mendekat kepada Jisoo.

Secret Mission ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang