Chapter 44

5 2 0
                                    

Sesuai dengan janji yang telah Kei berikan tadi pagi saat memeriksa kembali perihal kesehatan Hoseok, kini Namjoon membawa Hoseok menggunakan kursi roda ketempat yang memang ingin ia tuju sedari malam.

"Hyung maaf merepotkanmu," ucap Hoseok yang entah sudah keberapa kali.

"Astaga sekali lagi kau mengatakan itu aku akan meninggalkanmu dengan kursi roda ini," balas Namjoon dengan tegas.

Hoseok yang mendengar balasan sang kapten hanya tertawa kecil untuk meminimalisir menjadi pusat perhatian banyak orang karena ocehan mereka yang sedari tadi tidak jelas itu.

Karena letak ruang perawatan cukup jauh dengan ICU jadi cukup memakan waktu banyak untuk menuju kesana. Dan sepanjang jalan dari mereka hanya membahas perihal hal-hal kecil bukan pekerjaan mereka.

ICU

Terdapat sebuah tulisan tepat berada didepan pintu kaca yang mana akan menjadi gerbang untuk Hoseok dan Namjoon memasuki ruangan ICU.

"Hyung apa kau sudah meminta izin selain pada Kei noona?" Hoseok bertanya kembali ketika sampai didalam lingkungan ICU yang dimana mereka disambut oleh meja perawat yang tepat dikelilingi oleh sebuah kaca.

Yang mana kaca-kaca tersebutlah dimana beberapa pasien tengah berbaring dengan bantuan alat yang berada ditubuh mereka masing-masing. Yoongi dan Seokjin adalah pasien yang meniduri salah satu ruangan kaca tersebut.

"Sudah, kalau belum kau tidak akan boleh masuk, terlebih lagi kau adalah pasien bukan," jelas Namjoon.

Keduanya berjalan kesalah satu ruangan yang mana dikhususkan untuk menyalin pakaian mereka dengan pakaian yang memang digunakan saat memasuki ruang ICU. Walaupun Hoseok sudah dapat berjalan dengan baik, Namjoon sama sekali tidak mengizinkan Hoseok untuk turun dari kursi rodanya.

Setelah menyalin baju mereka dengan baju khusus Namjoon mendorong kursi roda yang dimana Hoseok duduki menuju tempat dimana Yoongi tengah berbaring. Namjoon berhenti tepat didepan ruangan yang terlapisi oleh kaca bening yang dapat memperlihatkan tubuh Yoongi yang masih terkapar lemah, bahkan masih banyak alat bantu yang terpasang disana.

"Apa luka Yoongi hyung sangat salam, hyung?" tanya Hoseok dengan mata yang masih mengawasi Yoongi dengan seksama.

"Bisa dibilang begitu, kalau aku beritahu kemungkinan kau tidak akan percaya, bagaimana jika Kei saja yang akan menjelaskannya lebih rinci," Jelas Namjoon.

Hoseok terdiam, ia kembali melihat kearah Yoongi dan kini beralih kepada target mereka yang sama naasnya dengan Yoongi atau justru lebih parah lagi, "Lalu, bagaimana dengan bajingan itu?" tanya Hoseok pada Namjoon.

"Lukanya lebih parah dari Yoongi karena saat ia ingin menyerangmu dan Yoongi ia tertembak oleh beberapa sniper yang memang disiapkan untuk keadaan genting seperti itu," jelas Namjoon lagi.

"Dia belum matikan?" Tanya Hoseok lagi, kali ini dengan nada yang datar.

"Belum, justru dia lebih cepat pemulihannya dibandingkan Yoongi,"

"Baguslah, semakin ia cepat sadar semakin ia cepat mendapatkan ganjaran atas keserakahannya," ucap Hoseok dengan sedikit ketus.

Namjoon terdiam mendengar perkataan yang begitu menusuk dari anak buahnya yang selalu dikatakan sebagai happy virus, kini justru menjadi sangat menyeramkan. Tapi di satu sisi Namjoon tidak bisa menghakimi sikap Hoseok yang begitu ingin balas dendam, karena apa yang telah diperbuat Seokjin dulu kepada keluarganya.

"Maaf tuan waktu kalian habis,"

Perkataan itu menggema dari sebuah spiker yang memang terpasang khusus untuk ruang ICU yang dimana akan menjadi alarm mereka sendiri ketika terjadi sesuatu yang tidak dinginkan. Namjoon dengan segera langsung membawa Hoseok kembali keluar ruangan khusus itu dan meletakkan baju khusus itu ditempat yang telah disediakan.

Secret Mission ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang