Berita itu tidak henti-hentinya di tayangkan ditelevisi, mungkin sudah menginjak waktu dua minggu lamanya. Hal yang mengejutkan lagi adalah ada beberapa murid yang berani speek up dan melaporkan bahwa merekalah korbannya tanpa gentar, walaupun harus didampingi komnas perlindungan anak pastinya agar keselamatan mereka terjaga.
Bukan hanya pelaporan perihal penjualan siswa, tapi tentang bullying dan tindakan kekerasan lainnya semakin bermuncullan yang semakin lama membuat nama sekolah semakin terekspos. Ditambah lagi dengan permintaan rakyat untuk menurunkan kepala dewan Seo Jihyong yang tidak lain dan tidak bukan adalah ayah dari Jisoo yang dimana namanya sudah sangat terkenal dengan perbuatannya semasa sekolah.
Tapi yang namanya orang licik dan banyak akal akan selalu pintar dalam memanipulasi apapun yang terjadi, ada yang mengatakan bahwa itu seperti menumpuk kebohongan dengan kebohongan lainnya. Dengan segala kepintaran dan kelicikan pemikiran seorang Kim Seokjin semuanya terasa iba dengan dirinya.
Seperti permainan sebelum-sebelumnya yang dimana pihak yang jahat akan terlihat menjadi pihak yang sangat tersakiti dengan apa yang telah terjadi. Tapi, pemberitaan akan sekolah yang menjual siswi-siswi dan memanipulasi nilai ini bukannya semakin surut melainkan semakin memanas disaat Seokjin melakukan pembelaan dengan menggelar pers.
Pers yang ia lakukan secara live itu justru mendapatkan pertanyaan secara langung juga perihal keburukan sekolah yang bahkan membuat Seokjin, terutama Jaehyu sekalu kepala sekolah menjadi bungkam dan membuat pre situ dihentikan secara cepat.
Kini keduanya berada di ruangan, dibandingkan dengan Seokjin, Jaehyun lebih uring-uringan perihal masalah ini. Bahkan ia terlihat seperti ingin membunuh seseorang detik itu juga.
"Bisakah kau diam dan tenang" titah Seokjin dengan santai namun penuh dengan perintah, "Jika kau ingin hidup lebih lama." Lanjutnya.
Ceklik
Seketika itu Jaehyun diam bahkan ia terdiam dengan membelakangi kakak semata wayangnya ini, karena mendengar sebuah klik-an kecil dari arah kakaknya. Jangankan untuk menoleh untuk melakukan kegaduhan seperti jalan mondar-mandir seperti tadi saja langsung membuat dirinya menjadi patung sesaat.
Sedangkan dengan wajah kesalnya Seokjin menatap Jaehyun dengan nyalang. Bukan hanya mata yang menatap Jaehyun, tetapi sebuah pistol yang baru saja di nyalakan oleh Seokjin baru saja, "Jika kau tidak bisa diam, aku akan membuat benda kesayanganmu ini untuk diam" sarkas Seokjin.
***
"Cih, pintar sekali dia" cibir Hoseok saat melihat televisi dengan kesalnya.
Sedangkan Yoongi hanya melihat itu dengan datar tanpa ekspresi, tidak beberapa lama Yoongi mengeluarkan senyum miring dan tawa meremehkannya. Keduanya tidak sedang di tempat persembunyian Yoongi karena akhir-akhir ini mereka sedang diawasi dengan antek-antek Seokjin.
Dari pada mereka memaksakan berkumpul disana dan membuat satunya nyawa terancam kembali disana, jadi ia memutuskan menggunakan alibi dengan berkumpul kekediaman Jiae. Tempat yang aman dan jauh dari kecurigaan Seokjin DKK.
Walaupun harus mengancam keselamatan empat warga sipil yang juga terancam tapi, Seokjin tahu jika Jiae dan Sungah hanyalah guru biasa begitu juga dengan Soobin dan Yein. Tapi setidaknya Seokjin menganggap mereka bukanlah ancaman yang berarti, namun jika Seokjin tahu perihal Bomin yang masih selamat mungkin saja Seokjin sudah melancarkan aksinya.
"Selanjutnya apa lagi yang akan kalian lakukan?" Jiae membuka suara.
"Apa kalian masih akan tetap melakukan menyerangan melalui berita?" tambah Sungah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Mission ✔️
FanfictionApa yang kalian pikirkan soal sekolah? Jika kalian berfikir tempat yang membosankan dan melelahkan mungkin iya, tapi bagaimana jika sebuah sekolah tersebut menyimpan rahasia yang sangat amat besar? Apa kalian akan mencoba mengungkapkannya? Atau hany...