Chapter 56

5 0 0
                                    

Kembali kepersidangan yang semakin memanas, sejujurnya rencana awal Yoongi akan menjadi orang yang membeberkan semuanya secara gamblang tapi realitanya justru Hoseok yang membeberkan apa yang terjadi di sekolah itu, jadi tugas Yoongi setidak berkurang.

"Lalu apa yang kau lakukan di ruangan kepala sekolah saat itu?" tanya jaksa Park.

"Oh itu, karena kebodohan kakak beradik ini" ucap Hoseok dengan sarkas.

"Sebentar? Apakah terdengar sesuatu yang janggal? Jika ia ruang guru dengan ruangan dimana kepala sekolah ditemukan itu cukup jauh bukan?" tanya Jimin sang jaksa dengan kebingungan yang sesungguhnya itu ia buat-buat pastinya.

Tidak mungkin jika Jimin tidak tahu denah sekolah tersebut terlebih karena adanya Juyeon disana. Walaupun belum keseluruhan tapi dengan adanya pertemuan singkat atau bisa dikatakan mini meeting dengan Hoseok maupun Yoongi, setidaknya ia mengetahui perihal sekolah tersebut. Dan beberapa informasi yang bahkan tak sempat Juyeon berikan padanya ia sudah tahu secara keseluruhan dan tanpa celah sedikit pun.

"Jangan lupakan ruangan yang memang dikhususkan untuk menginput data anak-anak khusus itu berada, hanya beberapa meter dari ruangan kepala sekolah yang mana sudah pasti terdengar suara tembakkan yang lumayan nyaring"

Para audien ruangan mulai kembali ricuh dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Hoseok. Senyaring apa suara tembakan itu sampai terdengar sangat jelas.

"Mungkin akan terdengar mengada-ngada yang jelas kedua kakak beradik ini bodoh karena tidak menggunakan penyadap suara untuk pistol jenis yang mereka gunakan," ucap Hoseok.

Kali ini Hoseok sedikit memiringkan badannya mengarah pada Seokjin dan pengacaranya, melihat pergerakan itu Jimin benar-benar tidak habis pikir dengan tindakan Hoseok yang sangat amat bar-bar ini.

"Bagaimana sih Tn. Kim Seokjin yang terhormat bukankah kau salah satu polisi yang cukup terkenal hebat sampai akhirnya di jadikan kepala kepolisian Korea Selatan, masa hal kecil ini saja bisa bocor?" ujar Hoseok dengan nada yang sedikit mempropokasi.

Mendengar itu Seokjin hanya terkekeh dan tersenyum miring dengan tatapan menyalang. Disana sangat terlihat jelas pengacaranya seakan tidak bisa berbicara lagi, lidahnya kelu dan hanya bisa berkeringan dingin disamping Seokjin.

Tangan Seokjin mengepal dibalik meja terdakwa, dan itu hanya bisa dilihat oleh sang pengacara. Kepalan tangannya cukup kuat dan mungkin saja jika ini bukan tempat persidangan tangan itu seakan-akan siap untuk menghantam Hoseok yang tengah menatapnya dengan tatapan yang cukup remeh.

"Saksi tolong jangan mempropokasi," ucap Hakim tegas.

"Ah maaf yang mulia," ujar Hoseok dengan sopan.

Ada jeda sedikit, sekitar beberapa detik sampai akhirnya jaksa memberikan kode pada hakim bahwa ia sudah selesai dengan pertanayaan tadi dan sudah puas dengan pernyataan saksi.

"Baiklah bagaimana pembela jadi pemeriksaan silang?" ucap Hakim dengan suara tegasnya.

Pengacara Seokjin tidak berdiri ia seperti berpikir sejenak dengan apa yang akan ia lakukan setelahnya.

"Tidak perlu, kau akan membuatku semakin terpojok," bisik Seokjin pada pengacaranya.

Hoseok melihat itu, ia tersenyum miring dengan apa yang ia lihat tapi belum menjadi patokkan kemenangannya karena ini salah satu kesuksesan untuk menuju kasus berikutnya jika benar tidak aka nada pemeriksaan silang.

"Tidak yang mulia" jawab pihak pembela dengan tegas.

"Yang mulia boleh saya saja yang melanjutkan? Ada beberapa pertanyaan sepertinya yang ingin saya ajukan pada saksi," ucap Jimin dengan cepat seperkian detik dari jawaban sang pengacara.

Secret Mission ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang