Chapter 30

12 3 0
                                    

Setelah menghubungi semua yang bisa di hubungi oleh Hoseok, jasad Johnny dapat segera di urus dan diselesaikan. Namun seperti yang sudah-sudah kasus ini di tutup dengan cukup cepat dengan spekulasi bahwa Johnny melakukan bunuh diri di dalam ruangannya dengan menembakkan dirinya sendiri disana.

Di bandingkan dengan jasad Shim saem, jasad Johny justru lebih cepat di evakuasi bahkan tidak melakukan autopsi. Yang membuat janggal lagi adalah TKP pun langsung di bersihkan bahkan pengumuman di sekolah yang mengatakan kepala sekolah mereka tengah mengundurkan diri bukan karena meninggal melainkan karena sakit parah dan harus menjalani perawatan.

"Saem pasti tahukan apa yang terjadi di sekolah ini, kenapa pamanku mengundurkan diri?" Yein terus-terusan menanyakan hal yang tersebut pada Hoseok dan juga Sungah.

Keduanya masih bungakam, bukan mereka tidak mau mengatakan yang sebenarnya pada Yein tapi ada yang lebih layak dalam menjalaskan ini semua dan orang tersebut belum menunjukkan dirinya sejak kejadian kemarin, ya kemarin. Baru saja kejadian itu terjadi dan tepat hari ini sekolah berjalan sebagaimana mestinya.

Yang membuat Hoseok semakin bingung adalah kenapa Yoongi kemarin malam seakan-akan meminta dirinya dan Jiaa tetap berada di luar ruangan khsusu Johnny itu, kenapa hanya dia yang masuk, bahkan sepertinya Yoongi mengetahui satu hal akan itu. setelah kejadian itu bahkan Yoongi mengambil cuti 3 hari. Mungkin jika ini di lakukan pemeriksaan lanjut bisa saja Yoongi di tuduh sebagai tersangka dalam masalah ini. Beruntungnya semua sudah selesai tanpa harus melakukan pemeriksaan tersebut.

"SAEM" Yein sedikit meninggikan suaranya membuat Sungah yang sedang memikirkan hal lain pun tersadar, begitu juga dengan Hoseok yang tengah berpangku tangan langsung menatap kearah Yein.

"Yein-ah tenanglah" Soobin menenangkan Yein.

Beruntung ada Soobin yang selalu ada disaat Yein seperti ini, setidaknya hal ini tidak membuat dirinya speneng dengan amarah Yein yang tidak bisa stabil jika menyangkut perihal kejanggalan sekolah yang makin hari makin menjadi-jadi.

"Aku tidak berhak menjelaskan ini, tapi kau memaksa" Hoseok membuka suara akhirnya, "Pamanmu telah mati terbunuh, namun kasusnya di tutup dengan bunuh diri".

Mendengar hal itu Yein langsung tenang, bahkan tidak ada rasa ketakutan atau gentar sama sekali. Justru ekspresi lega lah yang ia keluarkan di depan semuanya, "Setidaknya aku akan terbebas dari perdagangan manusia di sekolah ini"

"Bukankah masih ada kepala yayasan yang kemungkinan akan melakukan itu?" Hoseok bertanya pada Yein dengan bingung, bahkan ia menatap Yein dengan tatapan tidak dapat di artikan. Hoseok melihat banyak kebencian dan dendam yang berada di dalam diri Yein yang menjadikannya mati rasa dan mati ekspresi seperti ini.

"Semua ide perihal perdagangan dan penyuapan, adalah ide kepala sekolah. Lalu ia melakukan itu dengan berteransaksi dengan pihak yang lebih tinggi agar sekolah ini terbebas dari masalah apapun" sebuah suara baru saja masuk kedalam ruang konseling tersebut, dimana Jiae lah yang menjadi pemilik suara tersebut.

Sudah seperti biasa saja, baik Hoseok, Sungah dan siapapun yang mendengar perihal kebusukkan sekolah mereka hanya mengangguk seperti menyetujui apa yang terjadi didalam sekolah ini tanpa terkejut ataupun tidak percaya, "Hoshi-ssi, apa kau mendapat kabar dari Kyunggi?"

Mendengar pertanyaan Jiae, Hoseok langsung menggeleng kepalanya dengan lemah. "Jika sudah seperti ini, tandanya hyung tengah membutuhkan waktunya sendiri"

"Lalu apa yang kita harus lakukan? Apa harus menunggu Jeon saem?" kali ini Sungah lah yang berbicara.

Hoseok langsung menatap kesemua yang berada di dalam ruangan itu dan menggeleng kuat, "Tidak ayo kita mulai saja semua permainan ini". Setelah mengatakan itu mata Hoseok berhenti pada Yein dan Soobin, "Kita mulai dari kalian berdua, apa yang kalian ingi cari tahu dan ingin balas dendam seperti apa yang kalian ingin kan?"

Secret Mission ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang