A P O L O G Y|13

4.1K 753 118
                                    

Ibuk cantik banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ibuk cantik banget.

Happy reading. 💜💜

Aku meremas ponsel setelah sambungan telepon terputus.
Bukan, aku ragu bukan karena masih mencintai Bara. Hanya saja aku ragu apa bisa profesional jika yang menjadi customerku nanti adalah keluarga Bara?

Meng-handle kerjaan dari saudaranya Bara saja aku sudah mendapat banyak makian apa lagi sekarang harus berhadapan langsung dengan Tante Ajeng.

Tunggu, apa ini salah satu upaya Tante Ajeng untuk menjebak ku dalam situasi sulit. Sengaja menyewa WO Sekar atma agar aku menyaksikan pernikahan Bara.
Tanpa sadar tanganku terkepal kuat.

Baiklah, mari ku ikuti permainannya.

Jika Tante Ajeng ingin menjadi saksi pernikahan putranya, aku akan menunjukan jika aku sama sekali tidak berpengaruh.

Aku tersenyum miring, lalu kembali membuka layar ponselku, berniat menghubungi seseorang.

"Hallo, Mbak Dania?"

"Hay, Mbak Rindu, gimana?"

"Masih di area Mall, Mbak? Kebetulan customer saya dadakan batalin janji, jadi kita bisa ketemu sekarang, kebetulan lagi saya sudah dekat mall," jawabku dengan senyum yang kian lebar.

"Wah, syukurlah, kalau begitu saya tunggu di lantai satu, ya, Mbak. Kita sekalian sambil makan siang di resto samping Victoria fashion."

Aku mengangguk sambil berkata setuju dan mengatakan jika akan sampai di sana kurang dari sepuluh menit.

Sebelum menemui Mbak Dania, aku lebih dulu menyusul Mas Lucas yang tengah menemani Shasa bermain di area permainan anak.

Dari luar ring permainan mandi bola, Mas Lucas tampak mengawasi Shasa, sesekali dia mengarahkan ponsel ke Shasa yang memekik girang bermain bersama teman-teman yang pasti baru dikenalnya di area itu.

"Hai! telepon dari siapa?"

Aku tidak langsung menjawab, hatiku mendadak resah saat pandangan kami bertemu.

"Mas, aku boleh bicara sebentar sama kamu?"

Mas Lucas tampak mengeryitkan dahinya, lalu mengangguk tanpa melepas pandangannya dariku.

"Ibuk!" teriakan Shasa mengema dengan lambaian tangan yang dia tujukan padaku. Tawanya lepas, sesekali pipinya memerah karena terus tertawa saat berhasil menangkap bola dari kawannya.

APOLOGY  [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang