Why why why-iKON
DOUBEL UPDATE! DROP EMOTION LOVE JANGAN LUPA YA.
Yang bisa kulakukan setelah hari itu adalah menghindari Mas Lucas dan juga Bara. Aku sangat menyadari jika apa yang kulakukan bisa saja salah di depan orang lain, yang di maksud Mami aku memeluk Bara mungkin kemarin ketika Bara menyusulku ke kamar Shasa, padahal waktu itu sebanarnya hanya sedang kehabisan tenaga untuk marah dengannya.
Beberapa kali Mas Lucas menghubungiku dari kemarin sore tapi aku memilih mengabaikannya, begitu juga ketika Bara menanyakan kabarku atau bertanya keberadaan Shasa, aku sengaja tidak menjawab. Bukan marah, kurasa memang Mas Lucas pantas mendapatkan yang terbaik, tentu dibandingkanku, Kirana jelas lebih baik.
Setidaknya dia bukan seorang perempuan yang pernah hamil di luar nikah. Dia juga jauh lebih sopan dan pintar, terakhir kabar yang kudengar dia menolak melanjutkan kuliah dan kini memilih membantu Mbak Hani di restonya.
"Mbak Rin, alat-alatnya langsung aku pindah ke mobil, ya?"
Kuangguki pertanyaan Riska kemudian mengembalikan ponsel ke dalam tas yang kupakai.
"Aku langsung ke Solo, ya, Ris, setelah nge drop kamu di rumah. Besok ada foto prewedding, ingetin Hans dia harus ketemu orangnya sehabis salat subuh,"
"Siap, bos!"
Setelah memastikan semua alatku sudah berpindah ke mobil, aku segera melajukan kemudi untuk kembali ke Jogja. Aku harus sampai Solo sebelum jam lima sore, sebab acara lamaran anak salah satu petinggi di sana di selenggarakan pukul tujuh malam.
Jangan tanyakan bagaimana keadaan badanku, aku bisa nyaris tidak tidur jika sedang sesibuk ini, apa lagi jarak antara perpindahan lokasi jauh dan harus mengejar waktu. Beruntung kali ini jalanan bersahabat, pukul setengah lima sore aku sudah sampai di lokasi ke dua. Sudah menjadi hal yang biasa jika yang melakukan lamaran petinggi atau pengusaha maka acara pasti sangat meriah dan mengundang banyak tamu penting, setidaknya ini menguntungkan karena menjadi ajangku untuk memperkenalkan Atma wedding kepada mereka. Sebisa mungkin aku akan melakukan yang terbaik terutama dibagian riasan, karena kalau dekorasi kami lebih banyak di pakai untuk acara di sekitaran Jogja saja.
Pukul sepuluh malam acara lamaran selesai, segala hal berjalan dengan lancar dan itu vukup membuatku lega karena akhirnya aku bisa pulang. Aku tadinya berencana menginap karena badanku luar biasa lelah, tapi sudah dua hari ini aku tidak bertemu Shasa. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk pulang meski mungkin tidak pulang ke rumah Mami.
"Machallate satu, ya, kak?"
Aku mengangguk kemudian memberikan uang pecahan seratus ribu untuk membayar kopi yang kupesan di salah satu kedai sebelum melanjutkan perjalanan ke Jogja. Aku butuh minuman agar bisa terus terjaga sampai rumah nanti.
"Mbak, kedai tutup jam berapa, ya?"
"Dua belas, Kak." Balas sang pegawai itu ramah.
"Saya nggak jadi take away, mbak. Di minum di sini aja."
Sepertinya aku butuh istirahat sebentar karena pungungku rasanya panas sekali, "Cake atau cookiesnya sekalian, Kak?"
"Minum aja, Mbak."
"Baik, di tunggu, ya, Kak. Nanti minumnya diantar."
Setelah menerima uang kembalian dan mengucapkan terima kasih, aku memilih untuk duduk di bagian pojok kedai kopi.
Kedai ini sangat sepi, mungkin karena sudah hampir tengah malam, selain aku hanya ada sekitar empat orang tengah duduk di bagian out door, satu orang perempuan dan tiga laki-laki duduk mengelilingi bangku berbentuk oval.
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY [TERBIT]
ChickLit[Selesai, beberapa part sudah di unpublish] Kata Maaf rasanya tidak lagi akan cukup -Bobby A.k.a Barra- Rank 1 in #chicklit 11 maret 2021