A P O L O G Y|39

3.4K 733 106
                                    

Hurts So Good-Astrid s

"Rindu?"

Aku tidak bisa menjawab apapun karena semua terjadi begitu cepat, aku bahkan tidak sadar sudah sejak kapan Mas Lucas merendahkan tubuhnya sembari membersihkan kakiku dari tumpahan kopi.

"Lucas, itu berdarah," suara Mami terdengar cemas hingga menarik kesadaranku untuk menyuruh Mas Lucas bangun dan aku refleks mundur untuk menjauhkan kakiku darinya.

"Aku.nggak.apa-apa," aku bahkan terbata saat berhasil menjauh dari Mas Lucas dan dia menatapku tajam dari bawah sana.

"Aku bersihin.ini.dulu" saat aku hendak beranjak, Mbak Hani menahan lenganku agar berhenti.

"Kakimu luka, Rin."

Luka?

Saat aku menunduk, darah mengalir di antara sela jari kakiku. "Sini ayo aku bersihin!"
Mas Lucas tidak sedang memberi tawaran, dia bahkan memaksaku agar aku ikut padanya.

"Aku panggil Mbak Tati buat bersihin pecahan kaca ini," Barusan suara Mbak Hani, tapi aku tidak lagi konsentrasi karena Mas Lucas menarikku agar cepat mengikutinya kebagian kamar mandi dekat dapur.

Mas Lucas kemudian menggulung kaos panjangnya dan sedikit mengangkat kakiku untuk membersihkan mengunakan air mengalir.

"Mas ini tissue buat ngeringin luka mbak Rindu." Aku tidak tau dari mana datangnya Kirana, tapi tau-tau dia muncul di balik pungungku dan menyerahkan tissue pada Mas Lucas.

Mas Lucas sama sekali tidak berbicara, tapi rahangnya terkatup rapat dan itu membuatku ketakutan.

"Aku nggak apa-apa, Mas," ucapku karena mendadak risih dengan tindakan Mas Lucas. Ada Kirana di sini dan aku tak ingin membuatnya tidak nyaman.

"Kakimu masih terus keluarin darah, jadi diamlah!" Sentak Mas Lucas tanpa melihatku.

"Tolong ambilkan saya kotak P3K," titah Mas Lucas kemudian membuat Kirana mendadak bergerak cepat, "bawa ke ruang tengah aja."

Selesai mengatakan itu, Mas Lucas kembali membersihkan sisa darah yang masih terus mengalir dari sela jariku.

"Kita ke rumah sakit aja, ya? Takut masih ada sisa pecahan kaca di kakimu."

Suara Mas Lucas sudah terdengar melembut, dia tengah mendongak untuk melihatku.

"Nggak apa-apa Mas, nggak kena kaca, kok."

"Aku pulang untuk kamu, Rin." ucapan Mas Lucas yang tiba-tiba membuatku kian tertegun.

Mas Lucas Menganti tissue lain dan entah sudah ke berapa, yang jelas tissue yang mas Lucas gunakan sudah kotor bekas darahku.

"Aku mau menyelesaikan masalah kita."

Aku mengangguk dengan lapang dada, kemudian mengangsurkan tangan ku ke hadapan Mas Lucas agar dia berdiri.
Sama seperti Mas Lucas, aku ingin menyelesaikan semuanya, aku ingin mundur jika memang Mami sudah merencanakan ini dengan baik.

Aku benci terlihat lemah, tapi nyatanya memang ini tidak mudah. Selama ini aku hanya orang asing yang beruntung karena keluarga Mami mau merawatku.

APOLOGY  [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang