Hallo selamat pagi, aku minta maaf karena telat banget update part ini. Berhubung aku jarang bisa sering update, Terlebih kemarin ada yang bikin mood jelek untuk nulis lagi, nulis part ini lumayan susah dan beberapa kali maju mundur. Nggak terasa malah waktu sudah hampir pagi -_-
Tidak bisa temani malam mingguanmu nggak apa-apa, ya, dear. Semoga aku bisa bikin kamu senyum ketika kamu bangun dan dapat notif ini.
Sayang sekali sama kamu.
"Siapa sih yang sepagi ini chat kamu? Kurang kerjaan banget."
Uhuk!
Ketika Riska terbatuk karena ucapan Bara, aku segera memasukan ponsel ke dalam tas.
Mengabaikan ucapan Bara, aku hanya tidak ingin membuat Riska menilai sesuatu yang salah di antara kami.
Pagi tadi pukul tiga, Bara mengirimiku pesan jika dia sudah menunggu di depan gerbang. Dia bersikeras mengantarku kerja meski aku sudah menolaknya.
Kalau sudah begini, aku jadi bingung, dia sebenarnya hendak mendekati Shasa atau apa?Dalam perjalanan ke Cilacap, aku merasa sangat canggung, sudah sangat lama kami tidak terlibat di situasi bersama Bara selama ini. Terlebih ada Riska yang juga duduk di bangku penumpang belakang, aku tidak ingin menyinggung masalah kami di depannya. Sesekali Bara bertanya perihal pekerjaan kami, itu juga Riska yang menjawab dengan antusias. Aku hanya bagian mengangguk ketika Riska meminta persetujuanku atas jawabannya.
Kami sampai Cilacap sudah nyaris jam enam pagi, aku segera menyiapkan perlengkapan rias beserta segala macam printilan yang diperlukan. Kemudian mulai merias pengantin untuk melakukan ijab pukul setengah sembilan pagi, sementara Riska merias anggota keluarga calon pengantin dan di awali dari Ibu kedua calon mempelai.
Tidak tahu di mana Bara, katanya tadi hendak menungguku di dalam mobil. Padahal aku sudah mengatakan jika acara mungkin baru akan selesai jam 2 sore.
Waktu kerjaku memang tidak pasti, sebab disetiap daerah memiliki ciri khas masing-masing dalam pernikahannya. Selain itu juga tergantung keluarga memintaku mengurusi semuanya atau hanya merias di hari resepsi, ada juga yang menggunakan adat komplit, ada juga yang hanya ijab kabul, Panggih kemudian langsung ngunduh mantu ke rumah mempelai laki-laki seperti hari ini.
Aku juga memiliki Pranoto acoro atau MC yang biasanya juga akan ikut jika dalam pernikahan yang kutangani itu menggunakan adat panggih. Dia biasanya akan datang lebih siang ketika acara Panggih hendak di mulai.
"Mbak nanti aku balik sama Mas Pandu aja, ya."
Ucapan Riska membuatku menoleh ketika hendak Menganti riasan mempelai perempuan yang sudah selesai melakukan prosesi Panggih, sekarang tinggal mengganti riasannya untuk ngunduh mantu ke rumah mempelai laki-laki, dan biasanya kami tidak akan ikut karena di sana acaranya akan dipegang orang lain lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY [TERBIT]
ChickLit[Selesai, beberapa part sudah di unpublish] Kata Maaf rasanya tidak lagi akan cukup -Bobby A.k.a Barra- Rank 1 in #chicklit 11 maret 2021