Doubel update!
Ini buat kalian yang sudah masukin Apology ke reading list, terima kasih banyak, ya. Sayang banyak-banyak dari Rum untuk Aunty onlinenya Kak Shasa
❤️❤️❤️Jika ada orang yang tidak pernah mau berdamai dengan masalalu, maka akulah orangnya. Terserah orang akan menilai ku seperti apa, bahkan ketika orang tahu seperti apa hubunganku dengan keluarga Mas Lucas, memang ada saja orang yang menganggapku buruk.
Tidak, aku sama sekali tidak marah karena memang jika ada perempuan paling pendosa, akulah orangnya.
Tidak ada pembenaran atas apa yang dulu pernah kulakukan, akupun tidak sedang mencari pembelaan.
Menyesal? Tentu saja rasa itu ada. Aku sering mengutuk diriku sendiri karena tidak bisa melahirkan Shasa dalam kondisi yang baik.Awal-awal pindah ke rumah Mami, kenyataan aku di bicarakan tetangga itu pasti ada, meski Mami mengatakan aku tidak perlu ambil hati, tapi sebagai manusia terlebih aku perempuan, sudah pasti rasa malu dan bersalah itu terus mucul.
Aku selalu merasa ketakutan terhadap pertanyaan-pertanyaan Shasa yang pasti semakin dewasa, dia semakin ingin tahu tentang bagaimana dia dilahirkan dan di besarkan.
Salah satunya yang bikin aku ketakutan adalah pertanyaan Shasa tadi. Aku berjanji akan menjelaskan ini pada Shasa setelah sampai di sanggar. Hingga sepanjang perjalanan yang kulakukan hanya memikirkan kalimat baik, yang akan mudah dipahami anak berusia belum genap lima tahun ini.
Semenjak dari TPA, Shasa terlihat kehilangan moodnya. Hingga aku memutuskan mengendong Shasa sampai lantai atas.
Setelah sampai di ruanganku, kemudian aku meletakan tas Shasa di meja dan membawanya duduk di sofa ruangan kerjaku.
Shasa sengaja kududukan menghadap padaku agar memudahkan kita bicara.
"Sebelum Ibu jawab pertanyaan Shasa tadi, Ibu boleh tahu siapa yang ngajarin Shasa ngomong anak haram?"
Shasa yang tadinya menempel di dadaku, kini menjauhkan badannya dan menatapku. Wajahnya sudah sembab, matanya juga terus memancarkan kesediahan.
"Darel, Ibuk." Napasku rasanya terhenti, bagaimana mungkin anak seusia Shasa mengucapkan kalimat seperti ini?
"Kata Kakaknya Deren, Aunty cantik yang kerjanya sama kayak Papa Lucas itu, bilang Shasa anak haram."
Gigiku mengeretak keras, kemudian dengan sekuat hati aku menatap wajah polos puteriku. Kak Karin? Kenapa dia mengatakan ini pada anak sekecil Shasa dan Deren.
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY [TERBIT]
Literatura Feminina[Selesai, beberapa part sudah di unpublish] Kata Maaf rasanya tidak lagi akan cukup -Bobby A.k.a Barra- Rank 1 in #chicklit 11 maret 2021