A P O L O G Y| 19

4K 772 88
                                    

Why why why - iKON

Rindu's POV

❤️
❤️

Jika banyak keresahan yang menggangguku sekarang, yang paling membuatku takut adalah bagaimana caranya berbicara dengan Shasa tentang siapa Bara.
Atau cara menutupi jika Shasa lahir di luar pernikahan.

Sesungguhnya aku sempat berpikir untuk tidak memberi tahu Shasa tentang hal ini. Sebab, bagaimanapun, sekarang Shasa bukan hanya milikku saja. Sayangnya, Mbak Hani justru memintaku untuk jujur pada Shasa dari sekarang.

Sementara, aku pikir ini bukan hal yang penting lagi mengingat Bara juga sudah mau menikah.

"Iya. Justru itu, Rindu. Karena Bara sudah mau nikah, Shasa harus tahu siapa ayahnya. Toh, kepalang tanggung juga, Bara sudah tahu, kan?"

Pertanyaan Mbak Hani memang ada benarnya, tapi apa itu artinya aku membuka kesempatan untuk Bara kembali masuk dalam hidup kami? Sedangkan Bara dan keluarganya terlalu berbahaya untuk kami.

"Kita nggak lagi minta dikasihani sama Bara kalau itu yang ada di pikiranmu," ucap Mbak Hani kemudian menyusulku duduk di soffa ruangan kerjanya yang berada di lantai tiga resto ini.

Lantai tiga ini khusus dirancang sebagai kantor sekaligus tempat kumpul untuk keluarga kami jika ingin makan malam di luar. Tempat ini di desain khusus beratap transparan di salah satu sisi ruangannya, sehingga ketika malam hari, kami bisa melihat bintang dari sini, "Selama ini kita bisa menghidupi Shasa tanpa kekurangan apapun, kan?" tanya Mbak Hani.

Aku mengangguk dengan napas yang terhembus berat, "Bara akan menikah nantinya, kamu juga. Shasa akan punya saudara dari pernikahan Ayahnya. Dan kalau kamu tutupi ini, kemudian nanti kita nggak tahu Shasa akan jatuh cinta pada siapa ketika dewasa, gimana kalau laki-laki pilihan Shasa adalah anak Bara?"

"Mbak..." aku memijit keningku, sebab rasanya mendadak pusing sekali, terlebih ucapan Mbak Hani yang mulai ngawur, "jangan mikir kepanjangan, ya, Mbak. Kalaupun mereka akan punya anak laki-laki, akan terpaut jauh umurnya sama Shasa."

Mbak Hani malah tertawa keras, mungkin dia baru sadar kalau pikirannya itu terlalu panjang.
"Tapi aku serius, Rin," ucap Mbak Hani dengan sisa tawanya, "Atau gini, misalnya anak Bara nantinya jatuh cinta sama anak keduamu dengan Lucas, apa kamu akan tega misahin mereka? sedangkan Shasa, dia akan lihat adik-adiknya menikah, itu lebih menyakitkan, bukan?"

Meski ini hanya satu dari ribuan kemungkinan itu, aku tidak bisa membayangkan jika ini benar-benar terjadi.

"Aku tahu, kamu sebanarnya hanya takut dengan pertanyaan Shasa. Tapi jangan lupakan dia masih anak-anak, sekritisnya dia ingin tahu, tetap akan ada beberapa hal yang dia tidak akan mengerti dengan permasalahan kalian. Kita hanya akan jawab pertanyaan Shasa dengan bahasa anak-anak. Ayo, Mbak bantu jelaskan ini ke Shasa!" seru Mbak Hani kemudian mengajakku pulang.

Mbak Hani mulai beranjak dari duduknya. Dia mengambil tas dan mengajakku untuk pulang.
Dan, di saat itu ketakutanku terasa semakin nyata. Aku takut jika nantinya akulah yang akan salah menjelaskan ini pada Shasa, atau mungkin lebih baik kami memilih waktu di lain hari saja. Terlebih setelah tahu Shasa masih hidup, Bara juga tidak lagi meminta penjelasan apapun. Seperti biasa dia kemudian menghilang tidak ada kabar.

APOLOGY  [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang