Dear, Septian Enggar Nugraha, selamat ulang tahun.
Happy reading love....
❤️
❤️“Kamu tahu nggak apa kesalahanmu?"
"Nggak, kenapa memangnya?"
"Shasa sampai nggak tidur nunggu telepon dari kamu. Lain kali kalau memang kamu masih banyak kerjaan atau masih mau nongkrong sama temanmu nggak usah menjanjikan apapun sama Shasa, aku udah pernah bilang Shasa punya daya ingat tinggi. Dia nggak bisa dikasih janji."
Begitu aku menjelaskan alasan kemarahanku, Bara langsung menepikan mobilnya, kemudian sibuk merogoh saku jaketnya.
"Dia sudah tidur belum? Aku lupa kalau ada janji mau bacain cerita Shasa.“ ucapnya kemudian mengusap layar ponselnya.
"Aku udah suruhin dia tidur. Nggak usah telepon jam segini!"
Mendengar nadaku yang tidak sesantai biasanya, dia kemudian meletakan kembali ponselnya di dashboard.
Suasana kembali hening, Bara konsentrasi menyetir sementara aku memilih mengalihkan pandangan ke arah lain. Terjebak situasi hanya berdua begini membuatku teringat dengan ucapan Mami kemarin.
"Bar?"Bara menoleh padaku dengan kedua alis yang terangkat.
“Sejujurnya aku sudah kehabisan tenaga untuk marah, belakangan ini aku sangat kacau setelah kehilangan Ibu. Sekarang, Maminya Mas Lucas mengira jika kita masih berhubungan. Jujur, aku nggak nyaman dengan tuduhan itu. Kita sudah selesai dan kalau aku masih menjaga hubungan baik sama kamu itu semata-mata untuk Shasa." Ungkapanku membuat Bara menoleh padaku lagi meski hanya sekilas.
"Mereka sudah terlalu baik, Bar. Aku nggak bisa bikin mereka kecewa. Jadi mulai sekarang, tolong jaga jarak denganku, berhenti menganggapku adalah Rindu yang dulu. Jangan memanggilku di depan umum dengan sebutan itu, selain aku nggak nyaman, sekarang aku justru bingung kenapa dulu kamu bersikeras menutupi hubungan kita dan sekarang, setelah semua yang terjadi, kamu malah mau menunjukan ke orang-orang kalau aku milikmu?“
"Itu karena aku nggak mau lagi kehilangan kalian, Rin," jawabnya tenang.
"Aku nggak bermaksud menyembunyikanmu dulu selain dari Mama. Itu juga karena aku nggak mau kamu disakiti dia terus menerus.""Ya memang kenyataannya aku sudah disakiti, kok!" Balasku kesal, “Bayangin aja Bar, aku bertahun-tahun kehilangan komunikasi dengan Ibu, lalu hamil tanpa suami dan sekarang tahu kabar Ibu tapi beliau sudah tidak ada bahkan dengan cara bunuh diri. Kurang sakit apa aku di mata Tante Ajeng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY [TERBIT]
ChickLit[Selesai, beberapa part sudah di unpublish] Kata Maaf rasanya tidak lagi akan cukup -Bobby A.k.a Barra- Rank 1 in #chicklit 11 maret 2021