"sampai kapan kita akan disini?" Yoon Hyerin, tak henti mengeluh pada Hyera-kakaknya yang kini sama-sama tengah berkutat pada ponsel masing-masing.
"bisakah kau diam?!" bentaknya yang mulai terasa muak sebab Hyerin tak gencar untuk mengeluh hal-hal seperti ini sejak tadi.
Hyerin tertawa sarkas. Memijat pelipisnya pasrah lalu membalikkan tubuh agar dapat menatap sang kakak.
"apa kau yakin dengan pilihanmu ini? Yang benar saja bodoh! Aku tak mau mempunyai kakak ipar yang setara dengan umur ayah kita sendiri" cibirnya dibarengi dengan merotasi mata sangat jengah.
"jadi kau masih belum paham dengan situasi ini? Dasar idiot. Kau bahkan tak bisa mengambil hati pemuda bermarga Park itu"
"kau sendiri, bahkan tak bisa mengencani Seokjin-Oppa"
"setidaknya aku sudah pernah tidur dengannya. Lagipun dia itu sebetulnya menyukaiku. Hanya saja aku ketahuan berpacaran dengan pak tua itu. Jadinya yah, dia meninggalkanku. Jin itu kaya, tapi tidak terlalu royal. Bukan tipeku "
Senyum sinis itu terbentuk di sudut bibir Hyera. Menunjukkan wajah bangganya seraya menaikkan satu alis. "serahkan saja semua ini padaku. Lagi pula pacarku itu-bukan, pak tua itu, sebentar lagi akan membelikanku apartemen"
Hyerin sontak terkekeh remeh. Bahkan bibirnya terangkat seolah tak percaya barang sedikitpun. "apartemen katamu? Bahkan sekarang kita sedang berada di rumah kumuh yang jelek seperti ini. Aish! Menjijikkan"
"dengar aku" pembicaraan mereka kian serius saat Hyera menautkan pandangan lamat dengan Hyerin.
"aku tak mau hidup susah, Hyerin. Bahkan kita bisa bergaya seperti ini karena aku, bukan? Percuma di karuniai wajah cantik namun kau tak bisa mengikuti mode. Bahkan ayah dan ibu tak bisa memberi apa yang kita inginkan. Setidaknya aku harus mengubur harga diriku untuk saat ini. Setelah aku merebut semuanya dari dia, tentu aku akan mencari lelaki lain. Atau mungkin akan mendekati Seokjin lagi?"
Hyera tersenyum simpul bersamaan dengan anggukan pelan. Memberikan eskrpresi yang penuh akan keyakinan atas keputusannya kali ini tidaklah salah.
Lagipun, yang di jelaskan Hyera memanglah sebuah kenyataan. Hidup dengan kebohongan tentang mereka yang berasal dari kaum elit, namun semuanya hanyalah kedustaan belaka.
Hyerin mengedarkan obsidiannya sesekali mendecak pelan. Ia berusaha berfikir secara logika namun pada akhirnya tetap saja akan bertanya.
"pacarmu itu mendapatkan uang darimana?"
"dia menyewakan anaknya pada orang kaya. Lalu mendapatkan uang tiap bulannya dari sana" balasnya santai.
Sedangkan Hyerin yang mendengar itu bola matanya hampir meloncat keluar. "benarkah?!"
"apa aku terlihat seperti sedang berbohong saat ini?"
Dengan tatapan kosong dan mulut yang masih terbuka lebar, Hyerin menggeleng linglung. "gila. Kau dengan dia memang cocok. Sama-sama gila"
Hyera mengambil kembali ponselnya yang sempat terbebas, membuka salah satu aplikasi dan melakukan vidio siaran langsung. "daripada kau seperti itu, lebih baik menyapa para penggemar kita-"
"ayah?"
Datangnya panggilan bersamaan dengan derit pintu kayu yang memekikkan telinga terdengar di ruang tamu, membuat kedua kakak beradik itu saling melempar tatap dengan wajah keheranan.
"coba lihat, ada siapa-"
"ay-ah?"
Hadirnya orang ketiga di ruang tengah membuat suasana menjadi tiba-tiba hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]
Fanfiction[⠀⠀ ⠀; COMPLETE ⠀⠀ ] Jika saja kejadian kelam itu tak pernah singgah didalam hidupnya, mungkin Kim Seok Jin tak pernah bertemu dengan seorang pria paruh baya yang tega menjual anak gadisnya demi uang dan hawa nafsu. "seharusnya ak...