Sinar surya yang menyiarkan binarnya membangunkan pagi kelamku. Memaksaku untuk segera membuka mata lalu mendapatkan siluet dari malaikat tampan yang sedang berkaca. Beberapa kali aku mengerjapkan mata, membawa separuh nyawaku untuk masuk ke dalam ragaku dan ternyata ekpetasiku salah. Ku kira aku sudah di surga, ternyata ini adalah manipulasi dari seorang—ah tidak cocok di sebut orang, tepatnya lucifer.
Presensinya membuatku tak bisa memalingkan kornea ke sudut lain. Lucifer tampan yang sedang berkaca disana, membuatku sempat terdiam karena visualnya. Seperti cerita di dalam fanfiction atau komik.
"pelanggaran di hari pertamamu, teridur di kamarku..." ia berjalan mendekati bibir ranjang dan memandangiku yang tak memiliki sehelai benangpun, "...aku tau kau tak memiliki kelas pagi hari ini, jadi setidaknya kau bisa membuatkan sarapan untukku"
Demi puja kerang ajaib, namamu seharusnya bukan Kim Seok Jin, tapi lebih cocok Kim Jong Un!
Aku terpaku sesaat setelah melihat darah yang menempel di ranjang berukuran big size itu. Saat aku menyentuh kepemilikanku, rasanya perih sekali. Belum lagi leherku banyak mendapat jejak keunguan, dan itu tidak akan hilang dalam jangka waktu dekat. Aku meringis. Memukul kepalaku berkali-kali karena aku kesal dengan hidup yang sangat hina ini.
Aku seorang pelacur.
Pelacur.
Lacur.
Hidup ini keras, kejam. Apa lagi jika kau meronta garis hidup.
Banyak yang bilang; jalani hidup seperti air yang mengalir. Kotoran yang datang itu hanyalah sebagian kecil dari permasalahan. Hidup tidak akan seseru ini jika kau terlalu di manjakan oleh tuhan.
Pita suaraku rasanya benar-benar tercekat. Aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya sambil berfikir bagaimana kehidupanku selanjutnya jika aku telalu lama tinggal di dalam neraka jahanam ini.
Apa aku akan mati konyol? atau aku hanya akan menjadi budak sexnya?
Bajingan!
Jin memberikanku ruang di kamarnya untukku berganti pakaian setelah mandi. Tapi untuk kali ini saja ucapnya. Mungkin ia merasa iba? Entah lah, lucifer mana mungkin seperti itu.
Aku berjalan dengan tertatih saat menuju ke keluar kamar. Selangkanganku rasanya sakit sekali-berjalan dengan perlahan namun pasti.
Suara Jin terdengar lagi saat aku membuka knop pintu kamarnya, "pelanggaran kedua. Kau tidak membuatkanku sarapan" dan ku dapatkan dirinya sedang mendaratkan bokongnya di bibir meja pentry sembari melihat caraku berjalan.
"aku akan membuatkan-"
"kelasku masuk 20 menit lagi..." potongnya sembari melihat jam tangan bermerk itu, "...dan aku tidak mungkin menunggumu. Lihat, bahkan kau berjalan seperti nenek-nenek peyot berumur 70 tahun"
Sialan! kalau saja kau tidak melakukan itu semalam, aku tidak akan seperti ini sial!
Ia berjalan mendekat dan salah satu tangannya masih setia menggengam secangkir minuman yang asapnya masih telihat jelas.
Jin menilikku dari atas hingga bawah, lalu tatapannya berhenti tepat di kornea mataku—Jin menyeringai lebar, sedangkan ketakutanku selalu bertambah saat ia melakukan itu.
"bagaimana semalam? Apa itu menyenangkan?"
Heol lucifer satu ini! Haruskah aku memanggil Ed dan Lowren agar iblis sepertimu sebaiknya di musnahkan saja?!
Belum sempat aku membalas perkataannya, ia malah menarikku dan mendudukkan ku di sofa.
Sedangkan ia masih berdiri dengan kaki jenjangnya."berhubung apartemen ku hanya memiliki satu kamar, mulai besok kau tidur disini..." lalu ia mulai berjalan ke sudut-sudut ruangan penting dari apartemen ini, "...karena kau seorang mahasiswi, ku biarkan ruang kerjaku terbagi dua untukmu dan hanya di batasi oleh partisi. Berterimakasihlah kepadaku, setidaknya hidupmu akan naik derajat mulai saat ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]
Fiksi Penggemar[⠀⠀ ⠀; COMPLETE ⠀⠀ ] Jika saja kejadian kelam itu tak pernah singgah didalam hidupnya, mungkin Kim Seok Jin tak pernah bertemu dengan seorang pria paruh baya yang tega menjual anak gadisnya demi uang dan hawa nafsu. "seharusnya ak...