play mulmed or,
Heize — can you see my heart.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀
————
⠀⠀⠀⠀⠀⠀Saat kepalanya ia tegakkan kembali, Nami berhasil menangkap presensi Jin yang perlahan berjalan kearah kursinya. Jin mengulas senyum tipis. Namun sayang Nami seperti sama sekali tak berniat membalas senyuman itu.
Kalimat yang sejak beberapa jam lalu di utarakan Jisung itu masih saja terputar dengan jelas didalam kepala Nami. Jujur gadis itu membutuhkan penjelasan lebih ketimbang harus berspekulasi yang tidak-tidak
Walaupun sebetulnya 90% ia sudah mengerti apa maksud dari perkataan Jisung tadi. Buktinya Nami lebih memilih duduk menghindari Jin.
Sebab terbesit rasa kekecewaan serta takut perlahan mengusik hatinya saat melihat Pemuda itu.
Jin belum sempat melayangkan kata untuk memanggil Nami sebab beberapa dokter serta perawat tiba-tiba saja berlarian masuk kedalam ruangan Jaehyun yang otomatis mengundang tanya dan rasa khawatir yang hebat kembali menyerang.
Atensi semuaya terpancing saat melihat dan mendengar Elektrokardiogram tiba-tiba menunjukkan adanya tidak kestabilan dari kerja jantung Jaehyun. Dokter ikut terheran-heran melihat grafik yang semula sudah normal kini menjadi tak beraturan.
"dokter, tekanan darahnya menurun drastis!"
Segera para perawat memberikan alat defibrillator dan langsung di ambil cepat oleh dokter. Menggesekkan sisi benda tersebut satu sama lain lalu ditempelkan segera pada dada Jaehyun.
"120 Joule!"
Tubuh Jaehyun terangkat akibat sengatan itu. Namun sayang, jantungnya masih belum memberi respon dengan baik.
"190 Joule!"
Lagi, hanya tubuh Jaehyun yang terkejut. Jantungnya masih sama sekali tidak menunjukkan perubahan. Yang ada, tekanan darah Jaehyun semakin menurun. Membuat suasana semakin menegang dan kepanikkan yang sangat kentara pada wajah perawat dan dokter itu.
"tekanan darah serta jantungnya sama sekali tak bisa menormal, dokter!"
Teriakan serta isak yang tak henti semakin menjadi. Dipukulnya pintu transparan itu dengan menyebut nama Jaehyun lantang, sungguh Nami dan bibi Jung merasa sangat takut demi apapun.
"JUNG JAE! KAU HARUS BANGUN! AKU MOHON!"
"HYUNG! KAU HARUS BERTAHAN!"
"250 Joule!"
Dengingan suara pada alat itu kini terdengar putus-putus. Menunjukkan angka yang perlahan merosot turun dengan perlahan. Lalu berakhir dengan diihatnya tak ada lagi pergerakkan grafik, menyisakan sebuah garis lurus.
"TIDAK! TIDAK JAEHYUN-ahh!"
Dokter segera meletakkan alat picu jantung dan tanpa berpikir panjang mulai menekan dada itu dengan tangannya. "satu dua tiga!"
"JUNG JAEHYUN!"
"HYUNG! KAU HARUS BANGUN!"
"Ibu mohon, anakku" bibi Jung sudah tak kuasa untuk menjerit. Tubuhnya terperosot menatap tubuh anaknya itu. Berharap semoga tuhan memberi secuil mukjizat.
"satu dua tiga!"
"satu dua tiga!"
"Jae, kau harus bangun. Aku mohon Jae" sama seperti bibi Jung, Nami tak dapat lagi menahan tangis isaknya yang kini semakin terdengar lirih dan pasrah. Membuat Jin terpukul melihat gadisnya begitu pilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]
Fanfiction[⠀⠀ ⠀; COMPLETE ⠀⠀ ] Jika saja kejadian kelam itu tak pernah singgah didalam hidupnya, mungkin Kim Seok Jin tak pernah bertemu dengan seorang pria paruh baya yang tega menjual anak gadisnya demi uang dan hawa nafsu. "seharusnya ak...