[M]

3.9K 684 78
                                    

mohon untuk votement. karena itu gratistististis ayangnimmm.

Vellichor. Perasaan itu sering kali aku rasakan ketika sedang membaca novel tentang keluarga harmonis atau kisah-kisah romansa cinta monyet. 

Tapi ingat poin pentingnya, 'perasaan' hanya perasaan tanpa adanya kejadian yang mutlak yang bisa di jelaskan secara teori.

Membuatku sedikit iri dengan para pemeran utama yang hidupnya selalu berakhir bahagia. Sedangkan aku? Mencicip kebahagiaan secuil kotoran kuku saja tak di perbolehkan. 

Sering kali setan-setan di sekitaranku menggoda untuk mengakhiri hidup. Dengan cara meminum pembersih lantai atau memakan racun tikus. Tapi aku mengurungkan itu semua karena teringat dosa-dosa lamaku yang menumpuk 

Perihal ayah, aku tak menyangka kau bisa berakting sebaik itu. Lebih baik dari Lee Tae Oh, di film the world of th married. Sandiwaramu benar-benar baik ayah. Berhasil membuatku hampir mempercayaimu sepenuhnya. 

Aku sudah merasakan segala tetek bengek getir dan pahinya kehidupanku yang abu-abu ini. Tak jelas. Tak ada arah. Ditambah lagi sekarang, kehadiran hidupmu 'tuan' Kim Seok Jin, warna abu itu perlahan berubah menjadi hitam pekat. 

Sampai akhirnya, kalimat terakhir yang ayah lontarkan membuat hidupku hancur dengan sempurna; jadilah budak si tuan kaya, anakku tersayang. 

Gerbang neraka, telah dibuka. 

•••

Jin menggendongku bersamaan dengan ayah yang membuntutinya masuk kedalam kamar apartemen miliknya. 

Aku benar-benar sudah tak kuasa untuk bangkit.

Lemah.

Remuk. 

Sakit. 

Serangan bertubi-tubi ayah keluar lagi saat aku menolak untuk tinggal bersama Jin.

Bukan, lebih tepatnya di sewa. 

Ringan tangannya kembali berkerja. Membuat banyak luka lebam yang terlihat jelas di beberapa sisi wajahku. Bahkan untuk membuka mata saja rasanya sudah tak mampu. 

Mereka menginggalkan ku sedirian di dalam kamarnya. Tapi sebelum itu, ayah dan Jin sudah mengikatku seperti patung yesus yang sedang membentangkan kedua tangannya. 

Aku tidak akan lari bodoh! Atau jangan-jangan Jin memiliki kelaninan seksual? kau tau, masokis.  

Gesper coklat berbahan kulit dan berlambang huruf H itu terdengar mendekat, membuatku bergidik merinding. 

Jin membuka itu dengan tergesah—sesekali melihat ke arahku yang terkujur lemas dan tak berdaya. Nasib ku sekarang tidak ada bedanya dengan sekor ikan yang di naikkan ke daratan lalu ia akan bersiap untuk di pertemukan oleh ajalnya. 

Jin mulai merangkak ke atas ranjang—tersenyum karena melihatku yang menatapnya dengan tatapan penuh putus asa. 

"kenapa kau menatapku seperti itu hm" 

Aku tak membalasnya, membuang tatapanku ke samping dan menghela nafas lumayan panjang. 

"jawab aku, Park Nami" Jin merebut daguku dan membuatku mengadah lalu menatap mata tajamnya. Tajam, setajam tombak runcing yang siap menusuk seekor babi liar. 

Aku memejamkan mataku. Ingin berucap tapi rasanya suaraku tak mampu keluar. Pita suaraku lelah berkerja karena aku terlalu sering berteriak. 

"JAWAB!" gertaknya membuatku benar-benar ketakutan. 

HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang