Beberapa kali fokusnya harus menghilang sebab perkataan Jin yang kian hari kian dianggap tak wajar. Seolah dirinya sedang ditarik ulur untuk memikirkan hal yang membuat dirinya menjadi kebingungan.
"kau sudah selesai?" tanya Jimin dengan sedikit berbisik sebab beberapa kali ia melihat Nami dengan tatapan kosongnya sambil memutar bolpoint di sela-sela jari.
Ini adalah hari pertama dimana mereka melakukan ujian tengah semester. Sangat disayangkan jika Nami harus menerima nilai dibawah rata-rata akibat ia harus memikirkan sesuatu hal yang tak penting saat di jam ujian.
Lamunannya harus terburai. Pun pemikirannya harus tertamat akibat Jimin. Nami membalas pertanyaan Jimin dengan bergeleng. Lalu bercakap 'belum, masih banyak' dengan mulut tanpa suara. Setelah itu ia kembali melanjutkan beberapa nomor yang belum berhasil ia pecahkan.
Saat Nami berusaha membalikkan fokusnya, gangguan yang lain mulai berdatangan. Benda pipih yang ia simpan di saku kemejanya bergetar singkat. Tak hanya sekali, namun berkali-kali.
Dengan jurus mengendap-endap, Nami mengecek ponselnya lalu mendapati nama seorang yang tak asing di layar lockscreennya.
|Kim Taehyung
|apa ujianmu telah selesai?
|bisa kita bertemu?
|ada hal yang ingin aku bicarakan
|temui aku di kedai yang tak jauh dari kampus•••
"apa hari ini ia benar-benar mengajakmu untuk pergi bersama?" tanya Taehyung yang tiba-tiba saja datang dengan dua buah susu kotak didalam genggamannya.
Mendengar suara bariton serta kalimat yang Taehyung katakan, membuat Nami terdiam sejenak. Mengingat pagi tadi ia sudah meyakinkan dirinya bahwa tak ada orang lain disekitaran sana. Tentu hal ini membuat Nami sedikit bergidik ngeri jika ada orang lain selain Taehyung dan Jaehyun mengetahui hal ini.
"apa kau melihat aku turun dari mobil kakakmu?" tanya Nami dengan ekspresi kecemasan yang cukup kentara.
"tidak. Maka dari itu aku bertanya sebab kakakku yang memberitahuku kemarin. Ia juga menceritakan hal-hal lain yang menyangkut dirimu akhir-akhir ini" terang Taehyung santai lalu bersandar pada kursi yang menghadap pada presensi Nami.
"menceritakan hal tentangku? Bagaimana bisa?" raut wajahnya kini berubah. Lebih cendrung pada ekspresi keheranan. Nami beberapa kali mengedipkan matanya guna mencairkan isi kepalanya. Berusaha untuk mengingat hal apa saja yang telah ia dan Jin lakukan belakangan ini.
Tapi jika di pikirkan kembali, gadis itu seratus persen yakin kalau dirinya dengan Jin tak melakukan sesuatu hal yang seharusnya ia bicarakan pada Taehyung. Kendati rasa penasarannya kini meningkat. Ingin mengetahui tentang ini lebih.
"apa yang kakakmu bic—"
"bagaimana urusanmu dengan Jimin?" potong Taehyung.
"aku menolaknya" jawab Nami lesu.
"benarkah? Ada apa? Kau tak suka dengannya?" Taehyung menimpal pertanyaannya. Tak percaya dengan gadis sederhana seperti Nami bisa menolak seseorang dengan penuh pesona seantero kota seoul.
"tidak, itu perintah kakakmu. Ia melarangku untuk menerima Jimin. Bahkan ia tak mengizinkanku berdekatan dengan lelaki lain" terang Nami dengan nada penuh protesnya.
Taehyung diam. Obsidianya menilik gerak gerik air muka Nami. Terlihat jelas bahwa gadis itu tengah menahan rasa jengahnya. Membuat Taehyung sedikit terpancing dengan rasa penasarannya atas apa yang tengah Nami rasakan jika Jin terus saja bertingkah seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]
Fanfiction[⠀⠀ ⠀; COMPLETE ⠀⠀ ] Jika saja kejadian kelam itu tak pernah singgah didalam hidupnya, mungkin Kim Seok Jin tak pernah bertemu dengan seorang pria paruh baya yang tega menjual anak gadisnya demi uang dan hawa nafsu. "seharusnya ak...