[M] EPILOGUE

1.8K 133 18
                                    

Pukul menunjukkan waktu sudah menuju larut. Selesai dengan urusan meniduri sang putri, Nami kini menuju kamarnya. Akhirnya ia bisa beristirahat.

Harinya begitu melelahkan. Pernikahan mereka sudah berjalan menuju 4 tahun dan kini sudah di karuniai seorang anak yang begitu cantik sekaligus manis.

Menginjak usia 3 tahun lebih, itu adalah masa-masa aktif untuk balita. Dirinya cukup kewalahan. Beruntung sejak ia menikah Jin tak membolehkan Nami untuk kembali berkerja. Tak ingin istrinya repot dan tak ingin memperkerjakan babysitter.

Tubuhnya ia hempas dengan kasar keatas kasur empuk berbahan premium itu. Matanya tertutup sekejap sebelum akhirnya Nami tersadar sebab tetesan air perlahan mulai membasahi wajahnya.

Tepat diatasnya, Jin dengan senyum merekahnya menutup jarak pandang sang istri. Lelaki itu baru saja selesai dengan urusan berberes diri. Mandi.

Rambut basahnya terurai berantakan. Dada bidangnya terekspos tanpa benang sehelaipun. Beruntung dirinya sudah menggunakan celana hawai santai.

Nami berusaha menyingkirkan tubuh kekar Jin yang hampir menindih dirinya sempurna. Namun bukan Jin namanya jika ia lebih suka berbuat usil.

Tangan lembabnya merayap kedalam piyama Nami. Mengelus pinggang ramping itu sampai-sampai Nami harus terkikik geli. Mengambil kesempatan dalam kesempitan, Jin malah merapatkan jarak dan sesekali mendaratkan kecupan di wajah istrinya itu membuat keduanya terkekeh mesra.

"hentikaannn. Kau harus mengeringkan rambutmu dulu, sayangku" Nami berusaha mengelak dan berakhirlah dengan Jin yang mengalah.

"tidak mau" Jin semakin gencar dengan tingkah usilnya.

"ayolahhh, bajuku jadi basah" mohon Nami.

Jin mengalah. Ia berhenti. "ck! apa aku sudah tak tampan sampai-sampai kau menghindar seperti itu?"

Ah, sial lucu sekali. Jin berbicara dengan bibir yang ia majukan. Tanda merajuk. Memalingkan wajah dengan lengan yang ia lipat di depan dada, sungguh Nami benar-benar merasa gemas dengan bayi besarnya ini sampai-sampai rasanya ingin sekali ia tenggelamkan ke samudra antartika.

Nami mengambil posisi duduk dengan tawa yang masih melekat di bibirnya sebab tingkah Jin. Ia mengambil handuk yang bertengger di bahu gagah suaminya itu lalu mulai mengeringkan rambut Jin layaknya bayi.

"kau ini lebih manja daripada Jina" ejek Nami yang berhasil membuat Jin menatap istrinya sinis.

"jelek. Kim Seok JELEK Jin" nada bicaranya terdengar menjengkelkan.

Mata Jin kian memicing tak suka. Sedang Nami semakin mengusak dengan kasar rambut Jin. Perang dingin yang bisa keduanya lakukan. Namun jauh didalam pikir licik Nami ia sebetulnya sedang tertawa girang melihat tingkah Jin.

"aku lapar" Jin mengehentikan usakkan Nami. Nada bicaranya terdengar dingin. Padahal masalah sepele tapi lelaki itu mudah sensitif jika dikatai jelek. Dasar narsis.

Kalau sudah begini Nami tak bisa lagi menghindar untuk tak menertawainya sikapnya secara terang-terangan. Wanita itu terbahak, "baiklah-baiklah. Aku akan menyiapkan malam mu"

"tidak. Bukan itu yang aku maksud" tawa yang tadinya menggelegar kini perlahan meredam. Sedangkan wajah yang tadinya terlihat sinis sekarang berubah menjadi mesum dengan seringaian serigala yang siap menerkam.

Nami sontak bergeleng. Jika dulu ia akan memohon agar Jin tak melakukan sesuatu pada dirinya, kalau sekarang malah dirinya yang memulai permainan.

Dengan Nakalnya Nami mengelus roti sobek Jin yang telanjang itu. Memberi tatapan sensual sesekali berkedip menggoda.

Junior Jin yang tadinya tidur nyenyak mendadak bangkit layakya dari kematian.

HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang