Tak ada rasa kesepian. Tak ada rasa ketakutan. Tak ada mimpi buruk yang menyerang. Semuanya nampak baik-baik saja sebab ia merasakan kungkungan ibunya sejak tadi malam hingga pagi ini.
Jin tau jelas ini hanyalah sebuah delusi. Namun hati kecilnya memilih untuk berpura-pura tidak menyadari situasi ini karena ia sangat merindukan mendiang sang ibu. Yang bahkan menghirup aroma tubuhnya saja dirinya bisa merasa tenang.
Indra penciuman yang didominasi oleh aroma vanilla bercampur raspberry, membuat Jin tak ingin bangkit. Atau bahkan membuka tirai netra. Tentu Jin tau matahari sudah menempati tahtanya di atas sana sedari tadi.
Sedikit pergerakan Jin dapatkan tatkala Nami mulai tersadar. "s,seonbae" didapati suara serak basah khas seseorang yang baru terbangun. Nami berusaha melepaskan diri dari kungkungan Jin. Namun hasilnya nihil.
"umhh, s-seonbae kakimu berat sek—"
"diamlah" potong Jin cepat dengan matanya yang masih setia menutup.
Nami yang mendengar itu hanya bisa mendengus pasrah.
Tangan Jin terangkat untuk mengusap surai hitam Nami. Perlahan Namun pasti, usapan itu berjalan mengusap punggungnya dan berhenti di sana.
Entah mengapa, rasanya sangat nyaman jika berada di posisi saat ini. Tak ingin menjadi naif jika boleh memilih. Ia menyukai hal-hal yang semacam ini. Sekalipun itu ia dapatkan dari seorang Kim Seok Jin yang notabenenya adalah seorang diktaktor.
Sesekali Jin mengendus, menghirup, lalu mendusal di surainya. Deru nafas Jin yang menyentuh dahi Nami terasa sangat menggelitik.
Lain halnya dengan gadis itu. Nami bersusah payah menstabilkan deru nafasnya agar tetap terlihat tenang.
Satu hal yang gadis itu ingat, tertidur di kamarnya adalah salah satu pelanggaran bukan?
"Park Nami"
Suara lembut Jin suguhkan membuat Nami spontan berdongak lalu mendapati manik hanzelnya yang menatapnya kelewat teduh.
Nami hanya mengangkat kedua alisnya sebagai jawaban.
"beri aku asupan ringan pagi ini"
Nami yang mendengar itu seketika alisnya tertaut. Mencoba untuk menelaah dan mengartikan maksudnya.
Bodoh. Pikir Jin yang melihat reaksi itu.
"maksud mu—emphh"
Benda tebal nan kenyal berhasil menyumbat mulut gadis itu.
Nami membelalakkan matanya. Sedangkan Jin, matanya kembali tertutup. Seolah menikmati ciuman tanpa pergerakan ini.
Rasanya sangat berbeda. Tidak seperti Jin yang biasanya. Tak ada lumatan kasar. Tak ada gigitan yang menyakitkan. Tak ada perjelajahan tangan yang menyentuh area sensitivnya.
Hanya ciuman.
"morning kiss" bisik Jin dengan tatapan sendu sesaat ia melepaskan tautan dengan perlahan.
•••
Nami mengerahkan kemampuannya untuk menakar bumbu-bumbu dapur. Kejadian tadi pagi adalah batu loncatan baginya untuk memanipulasi keadaan. Gadis itu mengambil kesempatan dalam kesempitan. Berinisiatif untuk memasak makanan kesukaan Jin dengan menanyakan resep pada Taehyung.
Tak perlu menunggu lama, japchae yang masih penuh dengan kepulan asap Nami suguhkan tepat diatas meja pantri. Bersertaan dengan sang tuan rumah keluar dari kamar menggunakan baju santainya dan outer wanita yang tak asing menggantung di pundak.
KAMU SEDANG MEMBACA
HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]
Fanfiction[⠀⠀ ⠀; COMPLETE ⠀⠀ ] Jika saja kejadian kelam itu tak pernah singgah didalam hidupnya, mungkin Kim Seok Jin tak pernah bertemu dengan seorang pria paruh baya yang tega menjual anak gadisnya demi uang dan hawa nafsu. "seharusnya ak...