[M]

3.5K 500 54
                                    

Sepersekon setelah aku mendengar suara tak asing di dalam sana, suasana malam ini tiba-tiba saja menjadi kacau. Jaehyun bertubi-tubi menanyaiku, "apa itu ayahmu? apa nadanya terdengar sangat menyeramkan? apa aku harus ikut denganmu juga?" tapi aku tak kunjung memberikan jawaban dan spontan ia menyadari bahwa ada yang tak beres sedang terjadi.

Baru saja ingin melarikan diri dari kedai, dengan sigap Jaehyun menarikku kembali lalu memasangkanku jaket yang sedang ia kenakan.

"telepon aku jika keadaan sudah benar-benar parah. Aku selalu ada untukmu" ucapnya sembari bersibuk dengan kancing jaket yang ia kaitkan satu persatu ke tubuhku. 

Sedangkan di dalam kedai, ku lihat bibi Jung datang dengan tergesah ke arahku. Dengan sigap bibi Jung memelukku. Nanar matanya terlihat berkaca-kaca tatkala ia menatapku dengan sendu. 

"aku akan baik-baik saja bibi, aku janji" Bibi hanya memangut-mangut. 

semoga saja. semoga. 

Aku berlari dengan memerhatikan setiap derapku. Melewati lubang-lubang rusak yang cukup banyak memenuhi setiap sisi aspal.

Sampai akhirnya, langkah kakiku terhenti tepat di mulut gang. Saat sorot lampu dari mobil berplat tak asing itu menyorotku secara tiba-tiba bak seorang penjahat yang baru saja tertangkap basah.

Dia, Kim Seok Jin. Lagi-lagi aku harus mendapat ganjaran darinya karena telah dianggap melanggar aturan. Entah aturan yang mana, akupun tak paham dengan pola pikirnya yang tak waras.

Seperti terhipnotis dengan tatapannya yang menintimidasiku dari dalam mobil, secara terang-terangan aku masuk tanpa instrupsi sedikitpun. Mata indahnya menyabit bak ujung celurit yang siap merobek tenggorokanku. Aku tak bisa mengelak, ia terlalu kuat. Sekuat Hulk yang akan merobohkan patung liberty dengan satu tangannya. 

"a,akhh! s,seonbaehh—" 

"kenapa kau selalu melakukan kesalahan? Apa kau melakukan itu agar bisa beduaan denganku, huh?!" ucapnya tajam.

Mataku membelalak, ucapannya tak masuk akal. "s,salah apa s,seonbae" lirihku kesakitan karena cengkramannya.

"kau masih bertanya? Bukankah sudah ku jelaskan kalau aku menyewamu sebagai asisten rumah tanggaku? Tidakkah kau sedikit sadar diri atas posisimu sekarang? bahkan aku, majikanmu harus rela-rela mencarimu sampai kemari" Jin membuang tatapannya dengan bengis. 

dasar idiot! asisten apanya bajingan! aku tidak sudi menjadi babumu! aku juga tak pernah mengharapkanmu untuk menjemputku sial!

"terlebih, aku sangat membenci perkampungan kumuh ini" ia bergumam sembari melihat keadaan sekitar di luar kaca.  

"k,kalau benci kenapa kau kemari?" 

"itu karena kau! Aku kemari untuk menjemputmu!" 

"a,aku tidak pernah mengharapkanmu kemari untuk menjemputku. Aku juga tak pernah berharap agar bisa bertemu atau kau sewa seperti ini. Kalau kau benci, kenapa kau tidak melepasku dari awal saja huh? sudah ku bilang bukan, aku bisa menggantikan uang muka mu dari awal. Atau jangan-jangan kau melakukan ini karena kau membenciku atas dasar lain yang aku tidak ketahui?"  

Jin berdecak dan mengekeh sarkas setelah mendengarkan orasiku. Matanya menjelajah pakaianku—ah bukan, jaket Jaehyun tepatnya, yang sedang aku kenakan. Ia mendekatkan tubuhnya, lalu mengendusku layaknya seekor anjing.  

HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang