Park Nami, belum sempat ia menyimpul ujung rambutnya, setengah kepangan yang telah terbentuk itu harus terbebas begitu saja dari genggaman karena ia tersentak saat mendengar bell panel dengan inovasi layar sentuh memanggil seketika.
Sepersekon kemudan presensi kedua pemuda tampan di bawah ambang pintu membuat biji matanya membengkak. Bagaimana tidak, bahkan dirinya belum sempat menyiapkan makan malam.
yatuhan, bisa mati aku. Batinnya meringis saat melihat Jin yang berjalan searah dengan sorot matanya sembari menatap gadis itu setajam belati. Menyeramkan sekali. Gadis itu baru saja disanding dengan banteng veteran pertandingan matador yang siap menyeruduk kapan saja dan dimana saja.
Namun saat ini dewi fortuna tengah berbaik hati. Jin berlalu begitu saja. Mengacuhkan gadis yang tengah mematung itu seolah tak ada seseorangpun disana. Membuat Nami dapat bernafas dengan lega setelah beberapa detik rasanya seperti tercekik.
Seperdetik saat punggung lebar itu menjauh dari pandangan, terdengar gebrakan yang menggelegar tepat di pintu kamar sang tuan rumah. Seakan-akan ia melakukan itu atas dasar pelampiasan rasa emosi yang sudah membakar puncak kepalanya.
Seketika bulu kuduk gadis itu berdiri. Membuat pemikirannya menjadi bias dan mulai membayangkan hal-hal yang tidak senonoh itu akan terjadi malam ini.
Jiwa lucifer Jin nampaknya akan bangkit kembali. Ini adalah pertanda buruk untuk Nami. sial! menyingkirlah dari pemikiranku! aku tidak mau melakukan itu lagi!
"biarkan saja dia seperti itu" sempat terlupa akan Kim Taehyung yang membuntuti kakaknya dari awal menginjak ubin apartemen, akhirnya Nami dapat melihat presensi Taehyung kembali setelah membalikkan arah pandangnya.
"apa aku akan mati, malam ini?" Tanya Nami dengan sorot mata yang innocent dan jiwa yang sudah menggusar.
Taehyung terkekeh, menganggap ucapan gadis yang sedang kebingungan itu hanyalah lelucon semata untuknya. Padahal jelas sekali tidak ada kalimat jenaka di sana. "kakakku bukan seorang psikopat"
"mwo?! a,apa aku tidak salah dengar?..." gadis itu memekik. Alisnya terukir hampir menyatu. "...bahkan ia hampir membunuhku karena terlalu bersemangat saat melakukan hubungan suami istri!" urat bola matanya menegang sembari bergerak mengikuti langkah Taehyung yang berkesiap duduk di tempat makan bergaya bar minimalis itu.
"kakakku itu orang baik—"
"baik?..." kekehan sarkas Nami terlontar secara spontan. Setelah mendengar perkataan konyol dari Taehyung membuat suasana hatinya menjadi semakin memanas. "...bahkan kau sendiri bisa melihat dengan mata telanjang bagaimana perlakuan kakakmu padaku selama ini"
Pemuda itu hanya diam. Tak menggubris perkataan gadis yang sedang mengabsen seluruh hewan kebun binatang. Ia terlampau santai menanggapi hal seperti ini.
Taehyung merenggangkan kaki jenjangnya sebentar—mengambil benda pipih yang sempat tenggelam di dalam saku celana. "bagaimana keadaanmu? apa kakakku masih sama seperti kemarin?" Taehyung bersuara namun netranya berkutat dengan ponsel yang tergenggam erat.
"menurutmu?" Nami memboomerang Taehyung dengan bengis. Spekulasi gadis itu terberai. Ternyata Taehyung tidaklah seasik seebelumnya saat mereka sempat berbincang di toserba. Atau mungkin dirinya memiliki kepribadian yang sama dengan Jin? Toh, mereka satu rahim.
Pemuda yang sedang menggunakan celana parlente itu kembali menapakkan langkahnya. Derap Taehyung terdengar jelas di pendengaran Nami. Berjalan menuju bilik belajar lalu terhenti saat melihat nirmana hasil tangan gadis itu. "kau, berbakat ternyata"
"apa bisa kau jelaskan apa yang akan terjadi setelah ini? Setidaknya beri aku clue" potong Nami dengan aksen penuh kegusaran. Ia mulai mengacak surai hitamnya, sedangkan satu tangan berkacak di pinggang rampingnya. Terlihat jelas dari manik matanya, gadis itu seperti orang yang mengalami trauma berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]
Fanfiction[⠀⠀ ⠀; COMPLETE ⠀⠀ ] Jika saja kejadian kelam itu tak pernah singgah didalam hidupnya, mungkin Kim Seok Jin tak pernah bertemu dengan seorang pria paruh baya yang tega menjual anak gadisnya demi uang dan hawa nafsu. "seharusnya ak...